Rabu, 06 Februari 2013

NAZI: Erwin Rommel, Si Rubah Gurun Penakluk Tobruk


Erwin Rommel Si Rubah Gurun Penakluk Tobruk 150x150 Erwin Rommel, Si Rubah Gurun Penakluk Tobruk

Diantara banyak jenderal Nazi, Rommel adalah yang paling ternama. Bernama lengkap Erwin Johannes Eugen Rommel, Si Rubah Gurun dilahirkan pada 15 November 1891.

Menjadi anak seorang kepala sekolah, ayahnya ingin agar kelak Rommel dapat mengikuti jejaknya. Kejeniusan Rommel sama sekali tidak nampak kala masih belia. Sebagai kanak-kanak, kondisi fisik Rommel amat lemah dan sering sakit-sakitan.
Sebagai anak sekolah, dia pun bukan masuk golongan menonjol. Di sekolah Rommel hanya melakukan sesuatunya dengan minimum. Menjelang remaja, dia mulai melatih kekuatan dan kebugaran secara berkala. Mulai saat itu kondisi fisiknya mulai kuat dan fit. Akhirnya, dibanding menjadi guru, Rommel memilih masuk dinas tentara.

PD I yang pertama-tama menjadi ajang pembuktian kehebatan Rommel. Pada 17 Januari, Rommel yang memimpin 200 orang prajurit mampu menawan 400 tentara Rumania dalam satu serangan yang terkoordinasi. Selama PD I ini dia juga beberapa kali terluka, mendapatkan penghargaan atas keberaniannya dan pada akhir perang mendapatkan beberapa kali kenaikan pangkat hingga mencapai jenjang kapten.
Salah satu titik balik dalam kehidupan Rommel adalah saat dia menulis buku “Infantry in the Attack”. Buku ini ditulis berdasarkan pengalamannya saat PD I. Rupanya buku ini menarik perhatian Hitler. Mulai dari sini Rommel kemudian menjadi anggota pasukan pengaman pribadi Hitler.
Namun, peristiwa yang menjadikan dia legenda tak lain adalah penunjukannya sebagai Komandan Afrika Korps. Kesatuan ini dibentuk untuk membantu Italia yang terdesak oleh pasukan sekutu di Afrika utara. Di pertempuran-pertempuran gurun inilah Rommel membangun reputasinya sebagai Si Rubah Gurun.
Dari sekian misinya di Afrika, penaklukan Tobruk dianggap sebagai kemenangan terbesar Rommel. Tobruk adalah kota pelabuhan penting yang terletak di tepi Laut Tengah yang masuk wilayah Libya sekarang. Misi penaklukan Tobruk dimulai pada 26 Mei 1942. Rommel berinisiatif lebih dulu melakukan serangan-serangan ke kantong pasukan sekutu.
Pasukan sekutu yang terutama dimotori Inggris bukanlah kekuatan sembarangan. Statistik sebelum penyerbuan menunjukkan bahwa pasukan sekutu unggul dalam jumlah kendaraan lapis baja dengan perbandingan 850 lapis baja milik sekutu berbanding 560 milik Jerman dan Italia.
Dari total 560 ini sekitar 230 adalah milik Italia. Di masa itu, lapis baja buatan Italia terkenal bereputasi payah dan bermutu rendah. Pasukan Italia sendiri menjuluki tank-tank mereka sebagai peti mati bermesin, akibat mudahnya dilumpuhkan oleh lawan.
5 Tobruk.sized Erwin Rommel, Si Rubah Gurun Penakluk Tobruk 
Penaklukan Tobruk dimulai dengan upaya melumpuhkan Gazala Line, garis pertahanan yang dijaga kuat oleh pasukan Inggris. Setelah Gazala Line roboh, penyerbuan dilanjutkan dengan pendudukan Tobruk. Pada tanggal 20 Juni 1942, akhirnya Tobruk tunduk dibawah Rommel.
Operasi merebut Tobruk menyebabkan kerugian luar biasa di pihak Inggris. Beberapa kesatuan infanteri dan lapis baja yang dimilikinya hancur digilas panser-panser Jerman. Padahal di hitungan kertas, Inggris memiliki modal kekuatan yang lebih besar dibanding penyerbunya.
Di pertempuran ini pula Rommel memperoleh reputasinya sebagai komandan yang cakap. Dia mampu memperoleh loyalitas dan kepercayaan penuh para prajuritnya.
Tidak seperti komandan Inggris yang memimpin peperangan dari garis belakang, Rommel selalu mengarahkan anak buahnya langsung dari garis depan. Dalam pertempuran di gurun, pengenalan komandan atas detil medan tempur menjadi keuntungan tersendiri.
Selain kawan, Rommel juga mendapat penghormatan dari jenderal lawan. Disamping kehebatannya sebagai komandan, dia juga terkenal selalu memperlakukan tawanan dengan baik. Pernah dalam suatu saat, Hitler memerintahkan Rommel membunuh semua tawanan Yahudi, namun Rommel tidak pernah mengindahkan perintah itu.
Atas keberhasilannya menaklukkan Tobruk, dua hari kemudian Hitler mempromosikan Rommel menjadi Field Marshal. Field Marshal adalah pangkat tertinggi dalam AD Jerman dan di usianya yang baru 50 tahun, Rommel merupakan orang termuda yang mampu mencapai jenjang itu.

Senjata-Senjata Rahasia Nazi













































Nippon : Yamato Class - Kapal Tempur Terbesar Sepanjang Masa











Data Teknis


Type : Battleship / Super Battleship
Length : 256 m
Beam : 36.9 m
Draft : 11 m
Displacement : 65.027 ton / 71.659 ton (full loads)
Machinery : Steam Turbines
Speed : 50 km/h (27 knots)
Range : 7,200 nautical miles (13,334 km) at 30 km/h (16 knots)
Crew 2500-2800
Aircraft : 5-7

Armor :
Armor (belt) : 410 mm
Armor (central deck 75%) : 200 mm
Armor (outer deck 25%) : 226.5
Armour (turret) : 650 mm

Armament:
9 × 460 mm (18.1 in) (3×3)
6 × 155 mm (6.1 in) (2×3)
24 × 127 mm (5 in)
162 × 25 mm anti-aircraft (52×3, 6×1)
4 × 13.2 mm AA (2×2)

Yamato dan Musashi adalah kapal tempur kebanggaan AL Jepang (Imperial Japan Navy), keduanya adalah kapal tempur paling besar dan paling kuat sepanjang sejarah yang pernah dibuat manusia, dengan bobot hingga mencapai 71.659 ton - 72.800 ton. Kapal tempur paling besar milik Amerika (Iowa class) cuma 45.000 ton. Dan kapal tempur Jepang ini dilindungi oleh baja yang tebal, antara 200 mm hingga 650 mm. Sering sekali orang tidak mengira bahwa orang Jepang yang pada waktu perang dunia kedua rata-rata bertubuh kecil justru memiliki kapal tempur terbesar di dunia, dengan meriam yang paling besar yang pernah dipasang di kapal tempur pula.

Yamato dan Musashi sering dinamakan super battleship dan monster battleship oleh pihak sekutu, Inggris yang waktu itu terkenal akan kekuatan Navynya bahkan tidak mempunyai satupun kapal yang setara dengan Yamato dan Musashi. Pembuatannya dimulai dari tahun 1937 hingga diluncurkan 8 Agustus 1940 dan selesai pada Desember 1941. Sebenarnya ada tiga buah kapal sejenis Yamato yakni Yamato, Musashi dan Shinano, hanya saja Shinano kemudian sebelum sempat selesai diubah menjadi kapal induk. Namun nasib Shinano cukup tragis, Shinano yang saat itu merupakan kapal induk terbesar didunia tenggelam 10 hari setelah melaut oleh kapal selam Amerika. Yamato dan Musashi terlibat dalam Battle of Midway dan Battle of Philippine sea.

Dalam pertempuran di laut Filipina ini merupakan bencana bagi armada Jepang. Pada tanggal 23 Oktober formasi kapal-kapal ini Jepang diserang dua kapal selam Amerika, USS Darter dan USS Dace, mengakibatkan penjelajah berat Atago (10.000 ton) tenggelam. Penjelajah berat Takao (10.000 ton) juga terkena torpedo namun tidak sampai tenggelam. Penjelajah berat Maya (10.000 ton) ikut tenggelam setelah gudang mesiunya tertembus torpedo kapal selam Amerika.

Tanggal 24 Oktober super battleship Musashi tenggelam setelah terkena 19 bom dan 17 torpedo oleh pesawat-pesawat Amerika yang diluncurkan dari kapal induk USS Essex. Yamato sendiri terkena 3 bom armour-piercing namun tidak tenggelam dan kembali ke Jepang dengan selamat.

Pada tanggal 7 April 1945, Yamato diperintahkan berlayar menuju Okinawa, namun di tengah perjalanan tepatnya pukul 12:32 siang, Yamato diserang oleh 280 pesawat terbang dari satuan Task Force 58 Amerika dan terkena dua bom dan satu torpedo. Tidak lama kemudian muncul serangan gelombang kedua oleh 126 pesawat yang terdiri dari 48 pesawat Hellcat, 25 pesawat Helldiver dan 53 pesawat Avenger. Pada jam 14.23 setelah terkena 10 torpedo dan 7 bom Yamato tenggelam bersama hampir 2.500 awaknya dan juga laksamana Ito.

Meriam-meriam utama Yamato dan Musashi yang masing-masing berjumlah sembilan buah dengan diameter 18,1 inci (45,974 cm) adalah meriam yang paling besar yang pernah digunakan kapal tempur. Meriam paling besar dari kapal tempur Amerika 16 inci (40,64 cm). Meriam utama ini dapat menembak peluru hingga jarak 42 km. Persenjataan lainnya adalah 6 meriam 6.1 inci (15,5 cm), 24 meriam 5 inci (12,7 cm), 162 senjata anti pesawat (2.5 cm) dan 4 senjata anti pesawat (1.32 cm)

Senjata anti pesawat Yamato memang berjumlah banyak, terutama setelah Jepang menyadari bahaya akan serangan pesawat-pesawat dari kapal induk. Yamato yang bertubuh besar pastinya menjadi incaran yang mudah oleh pesawat musuh, walaupun Yamato sering kali dikawal secara kuat oleh kapal penjelajah dan kapal perusak namun pertempuran di Midway telah menyadarkan Jepang bahwa kapal induk adalah musuh yang paling berbahaya, sebelumnya angkatan laut dunia lebih menghargai kapal tempur dibandingkan kapal induk. Sebab sama seperti nasib Yamato dan Musashi, kapal tempur kebanggaan Inggris, Prince of Wales dan Repulse juga tenggelam di dekat Singapura 9 Desember 1941 juga disebabkan oleh pesawat-pesawat pengebom Jepang.


SUMBER

5 Pertempuran Laut Terbesar dalam Sejarah

“Pertempuran laut terbesar dalam sejarah” memang pernah terjadi beberapa abad silam. Melibatkan begitu banyak jumlah personil dan kapal dalam pertempuran, kerusakan serta korban jiwa yang ditimbulkan. Berikut ulasannya.


1.       Pertempuran Laut Actium, 31 SM

(Lebih dari 500 kapal perang yang terlibat)
Pertempuran Actium adalah pertempuran menentukan dalam Perang saudara Romawi antara pihak Octavianus dan pihak Marc Antony yang bersekutu dengan ratu Cleopatra VII dari dinasti Ptolemy Mesir. Pertempuran ini terjadi pada 2 September 31 SM di Laut Ionia dekat koloni Romawi di Yunani, Actium. Armada Octavianus dipimpin oleh Marcus Vipsanius Agrippa, dan armada Antony dipimpinnya sendiri, dibantu kekasihnya Cleopatra. Dalam pertempuran ini armada Antony dihancurkan, dan kemenangan Octavianus mengijinkannya mengkonsolidasikan kekuasaannya pada wilayah Romawi. Pertempuran ini merupakan salah satu peristiwa yang menandai berakhirnya Republik Romawi dan lahirnya Kekaisaran Romawi.

Baroque painting of the battle of Actium by Lorenzo A. Castro, 1672 (sumber gambar : en.wikipedia.org)


2.       Pertempuran Laut Baekgang, 663 M

(Lebih dari 800 kapal Yamato dan 170 kapal Tang)
Pertempuran Baekgang, juga dikenal sebagai Pertempuran Baekgang-gu atau Hakusukinoe adalah pertempuran antara pasukan Baekje, Yamato Jepang, melawan tentara sekutu Silla dan Dinasti Tang dari Tiongkok kuno. Pertempuran terjadi di hilir Sungai Geum di provinsi Jeollabuk-do, Korea. Silla dan pasukan Tang berhasil memenangkan pertempuran ini dengan menghancurkan gerakan restorasi Baekje, sehingga menjadikan Tang mengontrol seluruh semenanjung Korea.


Pertempuran Laut Baekgang (sumber gambar : www.docoja.com)

Pertempuran Laut Baekgang (sumber gambar : google earth)

Pertempuran Laut Baekgang (sumber gambar : google earth)

3.       Pertempuran Laut Tangdao, 1161 M

(Lebih dari 600 kapal Jin dan 120 kapal Song)
Pertempuran laut Tangdao terjadi di tahun 1161 antara Jin Jurchen dan Dinasti Song Selatan, Cina di Laut Cina Timur. Pertempuran ini merupakan upaya Jin untuk menyerang dan menaklukkan Dinasti Song Selatan, namun mengakibatkan kegagalan dan kekalahan bagi Jurchens. Angkatan laut dinasti Jin dibakar oleh senjata api dan panah api, hingga menderita kerugian besar.

Kapal Song River 3 (sumber gambar : www.chinahistoryforum.com)

Song Ship River 3 (sumber gambar : wikimedia.org)


4.       Pertempuran Laut Sluys, 1340 M

(Lebih dari 500 kapal perang yang terlibat)
Pertempuran laut Sluys atau pertempuran l’Ecluse, terjadi pada  24 Juni 1340 sebagai salah satu dari konflik pembuka dari Perang Seratus Tahun antara Perancis dan Inggris. Kejadian ini merupakan peristiwa penting dalam sejarah yang mengakibatkan kehancuran sebagian besar armada Perancis. Seperti diketahui Perancis berencana menginvasi Inggris dibantu oleh Republik Genoa. Pertempuran tersebut berlangsung di depan kota Newmarket atau Sluis (Perancis Ecluse), dekat teluk kecil antara Flanders Barat dan Zeeland. Pada pertengahan abad ke-14, kota ini adalah pelabuhan terbuka yang mampu menampung armada besar.

Battle of Sluys, 1340 (sumber gambar : wikipedia.org)

Battle of Sluys, 1340 (sumber gambar : warandgame.com)


5.       Pertempuran Laut Preveza, 1538 M

(Lebih dari 122 kapal Ottoman dan 302 kapal “Liga Suci”)
Pertempuran laut Preveza berlangsung pada 28 September 1538 dekat Preveza di barat laut Yunani antara armada Ottoman dan aliansi Kristen pimpinan Paus Paulus III. Pada tahun 1537, sebuah armada besar Ottoman, yang dipimpin Hayreddin Barbarossa menaklukan Aegea dan kepulauan Ionian milik Republik Venesia, yaitu Syros, Aegina, Ios, Paros, Tinos, Karpathos, Kasos dan Naxos, dan menjadikannya bagian dari Kekaisaran Ottoman. Dia kemudian mengepung benteng Venesia Corfu dan menghancurkan pantai Calabria milik Spanyol yang terletak di Italia selatan. Dalam menghadapi ancaman ini, Paus Paulus III pada Februari 1538 berhasil menghimpun ”Liga Suci”, yang terdiri dari Kepausan, Spanyol, Republik Genoa, Republik Venesia dan Ksatria Malta, untuk menghadapi ancaman Barbarossa. (**)

Lukisan Kanvas Battle of Preveza (1538) (sumber gambar : wikipedia.org)