Sabtu, 28 September 2013

Mengenal Lebih Dekat KOPASKA ( Komando Pasukan Katak) TNI AL






"Kopaska tidak takut salah, tidak takut kalah, tidak takut jatuh, tidak takut mati. Takut mati, mati saja".


Pembentukan

di Indonesia, seorang perwira mempunyai gagasan untuk membentuk satuan frogmen dalam jajaran TNI AL. Kapten (Jas) Dch Iskak yang menjabat sebagai Kepala Dinas Duril, dengan dukungan dari Dinas Ranjau memberanikan diri membentuk pasukan katak (frogman unit). Direkrutlah 12 orang dan yang berhasil lulus hanya 4 orang. Kapten Iskak tidak sendirian dalam membentuk pasukan ini, di belakang beliau ada seorang penyelidik misi militer dari Belanda. Hasil dari pembentukan frogmen unit ini masih jauh dari harapan maka pada tahun 1957 ALRI mengirim seorang perwira Letnan Hidayat ke US NAVY dalam program UDT (Uderwater Demolition Team) Reserve Training Course di Amerika, dan hasilnya memuaskan. Semenjak itu TNI AL mulai membangun pondasi bagi pasukan yang di cita-citakan.

Letnan Hidayat kemudian meneruskan program frogman tersebut di tanah air dengan merekrut 50 orang dari anggota ALRI sendiri, namun belum dapat di ketahui berapa orang yang dapat lulus dari program hellweek tersebut. Dari pengalaman program frogmen yang kedua ini disadarai bahwa tenaga istruktur masih belum mampu untuk melaksanakan rekruitmen dengan baik, sehingga 2 Perwira dan 1 Bintara di kirim kembali ke AS, namun hanya 1 Perwira dan 1 Bintara saja yang berhasil menyeselesaikan kursus UDT di AS. Tahun 1958 Indonesia ibarat remaja berjerawat yang sedang mencari identitas diri, mengalami berbagai pemberontakan, salah satu jerawatnya adalah pemberontakan PRRI/PERMESTA Penumpasan ini didalamnya melibatkan operasi amfibi di Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat. Kapal-kapal perang RI mengalami kesulitan masuk ke daerah perawan ini, karena banyak rintangan laut yang tidak di ketahui dan informasi daerah operasi yang terbatas. Beruntunglah ada seorang ABK yang berkualifikasi selam scuba, maka selesailah masalah tersebut.

Konsolidasi

Sewaktu Indonesia menyiapkan diri untuk melaksanakan operasi mandala untuk membebaskan Irian Barat dari tangan Belanda. “Bisul telah meletus”, 19 Desember 1961. TRIKORA di kumandangkan oleh Presiden Soekarno, diantisipasi oleh TNI dengan menggelar Operasi Mandala, operasi ini akan melaksanakan operasi amfibi menggunakan 100 kapal perang dan mendaratkan 150.000 personel, dengan melihat begitu besarnya unsure yang dilibatkan maka kebutuhan akan Pasukan katak sangat di perlukan. Menteri/Kasal waktu itu mengistruksikan persiapan pembentukan pasukan katak. Tindakan yang pertama dilaksanakan adalah menyiapkan grup instruktur yang akan melatih 100 Bintara dan Tantama ditambah 15 Perwira dari RPKAD (kopassus) dan sukarelawan. Pelatihan instruktur ini berlangsung dari bulan Januari hingga April 1962, selain itu ALRI juga mengirim salah satu perwiranya ke Eropa guna mempelajari seluk beluk Pasukan Katak di Eropa.

Pada tanggal 31 Maret 1962 sesuai dengan Kepmen/Kasal no 5401.13 Kopaska ALRI telah di tetapkan, dengan komandan pertamanya Ltk. Op. Koesno. Kurang lebih sebulan kemudian 15 orang instruktur telah tersedia. Pada tanggal 15 Mei, seolah-olah tidak memberikan waktu untuk beristirahat kepada para instruktur baru ini Men/Kasal memerintahkan Kopaska untuk melatih cikal bakalnya frogmen ALRI ke Batujajar yang merupakan Pusat pelatihan komando RPKAD. Masih dalam tahun 1962 Indonesia menerima berbagai bantuan senjata dan pelatihan dari Uni Soviet (Rusia). Diantara peralatan selam dan demolisi, demi kepentingan ini maka 6 Instruktur dikirim ke Rusia.

Aneh tapinya, Kopaska sebagai satuan tempur telah mencetak Paska RPKAD. Rupanya keanehan ini tidak hanya di tertawakan saja oleh para senior Kopaska akan tetapi tertawanya berhenti setelah di bentuk lembaga pelatihan sendiri yang kemudian di sebut SEPASKAL (Sekolah pasukan Katak Angkatan Laut) pada bulan Januari 1963. Berbekal mencetak Paskal RPKAD dan memfaatkan hubungan professional yang telah terbina Kopaska memanfaatkan SKAD (Sekolah Komando Angkatan Darat) Batujajar sebagai pihak yang mengisi kemampuan komando hutan. Untuk problem-problem laut dan demolisi dilaksanakan dengan kerjasama erat dengan Komando jenis Kapal Selam (SETAKSEL). Betapa beratnya latihan ini, dapat digambarkan dari 50 Chantoka hanya disisakan 24 orang saja untuk ALRI.

Pengabdian


Satkopaska Armatim
Dwikora 1963, mengganggu jalannya latihan dasar para Chantoka, demi kepentingan “A” Dwikora ini para Chantoka harus di lahirkan premature. Para katak premature ini kemudian dikirim ke Riau untuk melaksanakan penugasan-penugasan yang berkaitan dengan intelejen. Pada tahun 1964-65 Pamor kopaska semakin baik, sehingga permintaan untuk tenaga pelatihan datang bertubi-tubi, diantaranya melatih para Bintara Dinas Intelejen ABRI, menyiapkan Paskowan (Pasukan Komando Sukarelawan 1) yang didalamnya juga terdapat anggota Kopaska, Paskowan-2, Cakrabirawa yang terdiri dari 1 peleton Kipam marinir dan 1 kompi Cakrabirawa.

Dalam sejarah pembetukannya Kopaska tak lepas dari keterlibatan pihak asing yang kemudian mempengaruhi Kopaska sendiri, yang pertama kali si penyelia militer Belanda, kemudian UDT AS, ditambah Letkol OP. koesno ke eropa. Tetapi memang benar bahwa Kopaska seperti yang kita lihat di pengaruhi juga oleh UDT/SEAL USN (Mobile Training Team, UDT/Sea Air and Land US Navy) pada tahun 1979, di tindak lanjuti kemudian dengan latma (latihan bersama) UDT/SEAL maupun EOD (Explosive Ordnance Disposal). Namun karena Kopaska merupakan bagian dari system senjata TNI AL maka Kopaska juga sering terlibat dalam latma TNI AL dan angkatan laut negara lain, antara lain dengan Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Australia dan lain-lain.
 

Operasi-Operasi yang melibatkan Kopaska (banyak yang tidak terekspos ke Publik)

Melaksanakan berbagai Operasi Khusus/Intelijen TNI dan TNI AL
Melaksanakan Operasi Khusus "Kikis Bajak"
Melaksanakan Operasi Khusus "Lusitania Expresso"
Unit Anti Perompak Perairan Indonesia
Buru Perompak di daerah Selat Malaka, Selat Sunda, Bangka Belitung
Buru Perompak di daerah Indonesia wilayah timur
Pengamanan VIP dan VVIP (KTT Non Blok, Bali Democracy Forum dll)
Pengamanan Blok Ambalat Ambalat - Karang Unarang
Pengamanan Objek Vital Lepas Pantai Oil Rig
Latma Malindo Malaysia & Indonesia (Latihan bersama Paskal TLDM dalam Maritime Interdiction Operation)
Latma PANDU EODEX dgn Republic of Singapore Navy Naval Diving Unit / RSN-NDU secara bergantian Singapura dan Indonesia
Latma MINEX dgn Republic of Singapore Navy
Latma SEA EAGLE dgn Republic of Singapore Navy
Latma MCMEX / DIVEX dengan Tim NAVAL EOD dari 25 negara Asia Pasifik di Asia Pasifik
Latma Flash Iron / SEALEX dengan US NAVY SEAL US Navy
Latma Balance Iron dengan US Army Airborne & Ranger US Army
Berbagai Seri Program Latihan USPACOM : Naval Engagement Activity (NEA), Subject Matter Expert Exchange (SMEE), Peace Support Initiative Operation (GPOI) dll
Berbagai Seri Latihan UN Peacekeeping Operation : Khan Quest (Mongolia), Garuda Shield (Indonesia), Cobra Gold (Thailand-USPACOM) Global Positive Operation Initiative (GPOI) USPACOM (UNMOC, UNSOC, PSOIC, Traine of Trainer/ToT), ADF Warfare Centre UNMOC & CIMIC (Australia), UNDPKO ITS ToT in Jakarta
Berbagai Misi UN : UNMO (UNOMIG/Irak, UNAMID/Darfur, UNMIS/Sudan, UNMISS/Sudan Selatan, UNMIBH/Bosnia & Herzegovina, MONUC/Kongo), UN Staff (Lebanon, Kongo), UN Contingent (Indo Mech Batt/Lebanon, Force Protection Coy/Lebanon, Eng Coy/Kongo)
Misi Satgas Merah Putih di Somalia pembebasan MV Sinar Kudus


Perekrutan

Anggota TNI AL (kecuali Korps Marinir)
Berdinas minimum 2 thn di KRI/Kapal Perang RI/lanal/lantamal/mabesal/kolinlamil/armada RI.
Lulus Kesamaptaan/kemampuan jasmani
Lulus Tes Ketahanan Air
Lulus Psikotest khusus
Lulus Kesehatan khusus bawah air
Secara sadar mengikuti tes dan pendidikan tanpa paksaan siapapun

Lama pendidikan
 
10 BULAN

SUMBER

Rabu, 18 September 2013

Mikoyan-Gurevich MiG-21











MiG-21 FISHBED (MIKOYAN-GUREVICH).png

MiG-21F Fishbed adalah pesawat tempur sergap berjarak pendek dan merupakan pesawat produksi generasi pertama dari seri MiG-21 yang populer. Prototipe dari pesawat ini, E-5 (dibaca Ye-5) terbang pertama kali pada tahun 1955 dan muncul kehadapan publik pada saat Hari penerbangan Soviet di Lapangan Udara Tushino, Moskwa pada bulan Juni 1956. Pada saat perang Vietnam, pesawat ini digunakan untuk menyerang armada pesawat Amerika Serikat, juga digunakan pada perang Arab-Israel, diantaranya Perang Enam Hari dan Perang Yom Kippur, perang India-Pakistan, krisis Yaman dan berbagai peperangan di berbagai belahan dunia ketiga, sehingga pantas dijiluki AK-47 di udara, ataupun kerikil tajam dari timur karena awalnya pihak barat khususnya Amerika Serikat menganggap remeh pesawat ini. Lebih dari 30 negara di dunia termasuk sekutu Amerika Serikat menggunakan pesawat ini. Sedikitnya terdapat 15 versi dari MiG 21 yang telah diproduksi, beberapa diproduksi di luar Uni Soviet. Kurang lebih terdapat 8000 pesawat ini telah diproduksi.

SPESIFIKASI

• Awak : Satu orang
• Panjang : 15.76 m including probe (51 ft 8 in)
• Bentang sayap : 7.15 m (23 ft 5 in)
• Tinggi : 4.12 m (13 ft 6 in)
• Wing area : 23 m² (247.5 ft²)
• Berat kosong : 5,350 kg (11,800 lb)
• Berat dengan beban : 8,726 kg (19,200 lb)
• Max takeoff weight : 9,660 kg (21,300 lb)
• Mesin : R-11 F300 afterburning turbojet, 53 kN

Performance

Maximum speed : 2230 km/h (1385 mph) (Mach 2.1)
Janbgkauan : 1160 km
Ferry range : 1800 km with three external fuel tanks ()
Service ceiling : 62,300 ft
Rate of climb : 225 m/s (23,600 ft/min but with 50 per cent fuel and two AA-2 “Atoll” missiles, the  MiG-21 can reach 58,000 feet [17,600 meters] in one minute which results in 293 m/s average at different altitudes, under favorable weather circumstances)
Wing loading : 379 kg/m² (77.8 lb/ft²)
Thrust/weight : 1.02 at max. takeoff weight, 1.13 at loaded weight with max. afterburner

Armament

MiG-21MF armed with R-3 (AA-2) air-to-air missile and UB-16 launcher for S-5 rockets.