Senin, 16 Desember 2013

Pertempuran Moskow

 
 
 
 

 


Pertempuran Moskow merujuk kepada upaya pertahanan ibukota Soviet, Moskwa dan serangan balik terhadap pasukan Jerman yang berlangsung antara Oktober 1941 dan Januari 1942 di Front Timur pada Perang Dunia II.

Pada tanggal 22 Juni 1941, Jerman dan sekutu-sekutunya menyerang Uni Soviet secara mendadak. Setelah berhasil menghancurkan sebagian besar kekuatan udara Uni Soviet pada saat masih berada di daratan, pasukan Jerman berhasil masuk jauh kedalam wilayah soviet dengan menggunakan taktik perang kilat atau Blitzkrieg. Divisi lapis baja dengan memakai gerakan menjepit berhasil memerangkap dan menghancurkan hampir keseluruhan tentara Soviet yang tersisa. Pasukan Jerman sendiri terbagi menjadi tiga divisi yaitu Divisi Utara yang bertugas untuk menguasai Leningrad, Divisi Tengah yang bertugas merebut Moskow, dan divisi Selatan yang bertugas merebut wilayah.

Pertahanan tentara Soviet sudah berada diujung tanduk, korban yang jatuh begitu banyak. Tinggal menunggu waktu saja kejatuhan dari Moskow. Pada awal Agustus 1942, Jerman berhasil merebut Smolensk, sebuah kota strategis pada arah menuju Moskow. Namun, pertempuran di Smolensk sendiri telah mengakibatkan Jerman harus menunda serangan ke Moskow sampai akhir September 1941. Keterlambatan ini sedikit banyak mengganggu strategi perang Blitzkrieg yang mengutamakan kecepata gerak, dan keterlambatan ini juga yang memberikan waktu cukup banyak bagi Tentara Soviet untuk mengonsolidasikan diri. Setelah melakukan persiapan, pada tanggal 2 Oktober 1941, Divisi Tengah dibawah Marshall Fedor Von Bock menyerang Moskow dengan kode Operasi Topan.

Tentara Soviet di Front Barat, Front cadangan, Front Bryansk, dan front Kalinin, mempertahankan wilayah Moskow, mengalami banyak korban namun tetap bertempur mati-matian. Pada 10 Oktober 1941. Marshall Georgi Zhukov mengambil alih pimpinan front Barat dan Pertahanan Moskow.

Kota Moskwa sekarang telah menjadi sasaran bagi serangan udara. Penduduk telah diperintahkan untuk membangun barikade di jalanan, bahkan pertahanan dibangun sampai ke wilayah Kremlin sebagai pusat pemerintahan. Pejabat-pejabat Pemerintahan Soviet, kecuali Stalin,telah pindah ke kota Kuybyshev (Samara, nama saat ini). Tujuan Stalin untuk tetap tinggal di Moskwa adalah untuk memberi contoh dan meningkatkan moral pasukan serta penduduk. Untuk menunjukan keinginan kuat dari tentara Soviet, Stalin pernah memerintahkan tentara Soviet pada perayaan revolusi 7 November untuk melakukan parade di Lapangan Merah, dimana pasukan yang melakukan parade berbaris langsung ke garis depan.

Dilain pihak, Gerak maju Jerman telah mengalami penurunan. Pasukan Jerman sempat lumpuh sebagian akibat hujan turun, mengakibatkan jalan-jalan yang dilalui menjadi kubangan lumpur. Pada November 1941, Musim dingin di Rusia di mulai, masalah jalanan memang dapat teratasi karena jalanan kembali mengeras. Namun dilain pihak, pada saat musim dingin tersebut, tentara Jerman tidak dilengkapi dengan pakaian musim dingin, sebagai akibat prediksi Hitler yang menganggap Uni Soviet dapat jatuh di musim panas atau dalam waktu 2 bulan dari saat invasi awal dilakukan. Tidak hanya pakaian musim dingin yang kurang, peralatan Jerman seperti tank, persenjataan, dan kendaran-kendaraaan lainnya juga mogok akibat cuaca dingin dibawah 0° Celcius. Bahkan musim dingin yang terjadi pada saat itu, dianggap oleh orang Rusia sendiri sebagai yang paling dingin dari yang pernah terjadi sebelumnya.

Pembangunan Pertahanan Soviet di depan kota Moskwa sendiri dilakukan secara tergesa-gesa. Pemimpin Soviet mengirim ribuan sukarelawan dan rekrutmen ke medan perang, bahkan termasuk diantaranya batalyon wanita langsung menuju senapan mesin. Di front Moskow-lah istilah Panfilovec menjadi istilah terkenal, mengambil nama I.V. Panfilov, komandan divisi senapan ke-316, yang tewas mengorbankan dirinya dalam pertempuran melawan tank Jerman. Hanya sedikit tentara Soviet yang selamat dalam pertempuran itu, dengan meninggalkan korban tentara Jerman yang tidak sedikit.

Pada 27 November 1942, Tentara Jerman pernah sempat mencapai posisi paling timur dari invansi mereka ke Uni Soviet. Sebuah kelompok patroli tentara Jerman berhasil menguasai sebuah stasiun kereta api berjarak 27 kilometer diluar kota Moskwa, sebelum berhasil diusir oleh pasukan pertahanan Soviet.

Pada 5 Desember 1941, setelah melihat gerak lambat pasukan Jerman dan mulai melemahnya semangat tempur mereka. Marshall Zhukov kemudian melancarkan serangan balik terbesar terhadap Tentara Jerman. Serangan balik dilakukan disemua sektor garis depan Moskow pada tanggal 6 Desember 1941. Sepanjang musim gugur, Zhukov secara diam-diam memindahkan tentara soviet dari Siberia yang masih segar dan bersenjata lengkap untuk mempertahankan Moskow. Namun, keberadaan pasukan ini sengaja ditahan, sampai tiba saatnya dilepas untuk melakukan serangan pada tanggal yang telah ditentukan. Zhukov mengandalkan informasi dari Richard Sorge, mata-mata Rusia, yang mengatakan bahwa Jepang tidak akan menyerang Uni Soviet. Informasi ini dipercaya, karena sebelumnya Sorge pernah memberikan informasi tepat mengenai invasi Jerman ke Uni Soviet (Operasi Barbarossa).

Disaat tentara Jerman telah terlalu dekat dengan pusat Kota Moskow, Zhukov langsung memerintahkan divisi Siberia tersebut untuk menghadapi Jerman, divisi tersebut yang dilengkapi dengan Tank T-34 dan peluncur roket Katyusha baru serta telah siap dengan musim dingin berhasil memukul mundur pasukan Jerman yang telah kehabisan tenaga, lelah dan mengalami demoralisasi sebagai akibat musim dingin dan terlalu lama di medan perang. Pasukan Jerman dalam serangan tersebut berhasil dipukul mundur hinggaa 100 sampai 250 kilometer dari kota Moskow pada tanggal 7 Januari 1942. Pada bulan April 1942 Uni Soviet kembali mengonsolidasikan diri setelah berhasil memukul mundur pasukan Jerman. Setelah serangan balik itu, tentara Jerman tidak dapat lagi melakukan serangan dan malah harus terus mundur. Mundurnya pasukan Jerman ini tidak lagi akan mengancam kota Moskow. Kemenangan dalam pertempuran ini meningkatkan semangat tentara dan rakyat Soviet, sedangkan bagi Jerman, kekalahan tersebut pada akhirnya membuktikan bahwa tidak selamanya tentara Jerman tak terkalahkan dan kekalahan mereka dalam pertempuran ini menunjukan kegagalan dari taktik perang Blitzkrieg.

Setelah pertempuran itu, Jerman mau tak mau harus mempersiapkan diri dalam pertempuran panjang dan berdarah dalam menghadapi Soviet, namun kali ini, Soviet yang mengambil inisiatif pertempuran. Menurut sumber terpercaya, sekitar 700.000 tentara merah terbunuh, luka atau hilang dalam fase pertahanan dan serangan balik dan sekitar 250.000 tentara poros terbunuh, hilang atau luka-luka sepanjang pertempuran berlangsung. Untuk mengenang kepahlawanan ini, Kota Moskow dianugerahi penghargaan Kota Pahlawan pada tahun 1965, khusus untuk memperingati 20 tahun kemenangan Soviet atas Nazi Jerman pada tahun 1945.



Sabtu, 16 November 2013

RPG 7





RPG-7 merupakan senjata peluncur geranat anti tank yang sangat efektif. Senjata ini dikenal memiliki daya tahan tinggi, sederhana, murah, dan efektif. Tak heran senjata ini menjadi salah satu favorit mujahidin. RPG-7 seakan tidak pernah absen dalam setiap operasi militer yang dilancarkan oleh mujahidin.

RPG-7 dalam bahasa Inggris bisa diartikan (Rocket Propelled Grenade) atau dalam bahasa indonesia Roket Peluncur Geranat. Dirancang oleh Uni Soviet dengan nama panjang Ručnoj Protivotankovyj Granatomjët, yang artinya "peluncur granat anti tank genggam". RPG-7 pertama kali diperkenalkan oleh Uni Soviet pada tahun 1961 dan dipakai pada tingkat regu. Konsep awal senjata ini dibuat berdasarkan senjata era Perang Dunia II, yaitu Bazoka Amerika Serikat dan Panzerfaust Jerman. RPG-7 dihasilkan lewat pengembangan RPG-2. Kelebihannya ditekankan pada jangkauan jelajah yang lebih baik dan kemampuan tembus lapisan baja yang lebih tebal.

Setelah trigger ditarik, gas memenuhi ruangan peluncur yang mendorong geranat melalui laras peluncur. Dengan sistem pendorong roket oleh nitro yang membawa geranat keluar. Setelah geranat meninggakan peluncur, sirip diantara pipa stalibiliser mengembang. Geranat bergerak seperti bola, berputar di udara, dan sirip tersebut menjadi stabilisator.
Ada beberapa tipe geranat yang bisa digunakan oleh RPG-7, yang biasa digunakan diantaranya High Explosive (HE) atau High Explosive anti tank (HEAT). Terdapat juga amunisi khusus RPG untuk menhadapi tank yang dilapisi dengan baja reaktif, dilengkapi dengan peledak ganda, dimana ledakan pertama untuk melumpuhkan lapisan baja reaktif pelindung tank dan yang kedua untuk menghancurkan tank.

Seperti yang sudah saya katakan ‘RPG seakan tidak pernah absen dari setiap operasi mujahid’. Bukan hanya untuk mengahancurkan tank, RPG digunakan ketika pertempuran di gurun, pertempuran kota bahkan untuk memburu helikopter, ingat peristiwa ‘Black Hawk Down’? itulah contoh penggunaan RPG. Adapun teknik unik dalam menggunakannya seperti yang dipraktekkan oleh mujahid Afghanistan yaitu dengan menembakkan RPG ke target dua sampai tiga kali dari jarak 20-50 meter.

Peran RPG masih penting. Ini terbukti sebagai alat penghancur teknologi yang murah

SPESIFIKASI
 
Berat: 7 kg
Panjang: 950 mm
Kaliber: 40 mm
Kecepatan peluru: 115 m/s
Jarak jangkauan: ~ 920 m (meledakkan diri)
Alat bidik: Alat bidik teleskopik UP-7V

Jumat, 15 November 2013

Type 99 Chinese Main battle tank

Foto
Foto 


SPESIFIKASI

Crew : 3 men

Dimensions and weight
 
Weight : 54 t
Length (gun forward) : 11 m
Width : 3.4 m
Height : 2.2 m

Armament
 
Main gun : 125-mm smoothbore
ATGW : 9K119 Refleks (AT-11 Sniper)
Machine guns : 1 x 7.62 mm, 1 x 12.7- mm

Traverse range : 360 degrees

Ammunition load
 
Main gun : 41 rounds
Machine guns : 2 000 x 7.62, 300 x 12.7

Mobility
 
Engine : diesel
Engine power : 1 500 hp
Maximum road speed : 80 km/h
Range : 400 km

Maneuverability

Gradient : 60%
Side slope : 40%
Vertical step :~ 0.8 m
Trench : ~ 3 m
Fording : ~ 1.2 m
Fording (with preparation) : 5 m

Selasa, 12 November 2013

Pesawat Tempur F-20 Tigershark






Pesawat tempur F-20 Tigershark (Hiu Macan), adalah pesawat tempur hasil pengembangan dari F-5 Tiger II buatan Northrop Corp (kini Northrop Grumman), Amerika Serikat. Meski mengusung teknologi yang cukup maju untuk kebutuhan pesawat tempur abad ke-21 dan telah dipertontonkan kehebatannya dalam berbagai pameran di dunia termasuk pameran kedirgantaraan Farnborough di Inggris, pesawat ini dihentikan produksinya karena tidak ada satupun pesawatnya yang laku terjual, meski sebenarnya adalah ditujukan untuk menggantikan pesawat F-5 Tiger II yang dioperasikan oleh negara- negara dunia ketiga yang umumnya
memiliki anggaran militer terbatas.Sebabnya adalah kebijakan pemerintah Amerika Serikat sendiri yang memang tidak berminat mengoperasikan pesawat ini dalam jajaran armadanya, selain itu
pemerintah Ronald Reagan sendiri tidak mengizinkan penjualan pesawat tersebut ke negara yang saat itu ditujukan sebagai pembeli potensial yakni India dan Taiwan, alasannya adalah pesawat itu terlalu bagus.


Dengan kemampuannya yang cukup modern, bila pembelinya Taiwan, akan membuat buruknya hubungan Amerika Serikat-RRC, sementara bila pembelinya adalah India, maka dikhawatirkan akan jatuhnya
teknologi maju yang diterapkan pada pesawat tersebut ketangan Uni Soviet melalui jaringan
spionasenya di India. Sementara Arab Saudi yang berminat membeli sejumlah 200 pesawat untuk
meremajakan armadanya yang terdiri atas 200 pesawat F-5 Tiger II, mau membelinya jika pesawat
itu juga masuk dalam jajaran operasional militer Amerika Serikat.

Persenjataan

F-20 dilengkapi dengan dua kanon M-39 kaliber 20 mm dengan kecepatan tembak 1400 peluru/ menit dengan cadangan 450 ikat amunisi. Selain itu dapat juga dipersenjatai dengan kanon Gatling GAU-8 Avenger seperti yang diaplikasikan pada A-10 Thunderbolt II yang teruji dalam perang dapat menghancurkan tank.


F-20 dilengkapi dengan rudal standar untuk pertempuran udara ke udara (Air to Air doghfight) AIM-9 Sidewinder serta rudal jarak jauh BVR (beyond visual range) AM-120 AMRAAM, rudal udara ke
darat (Air Ground Missiles) AGM-65 maverick sebanyak empat rudal, serta berbagai macam bom standar
seperti Bom Mk-82, smart bomb (bom pintar) serta GEPOD 30 mm (pod tambahan canon 30 mm diluar pesawat). Sementara untuk konfiguras bantuan udara (Close Air Support) F-20 dapat membawa tujuh bom
Mk-82, dua sidewinder dan dua tangki bahan bakar plus persenjataan lainnya.

SPESIFIKASI

Kru: 1 pilot

Panjang: 47 ft 4 in (14.4 m)
Rentang sayap: 27 ft 11.9 in / 8.53
m; with wingtip missiles (26 ft 8
in/ 8.13 m; without wingtip
missiles)
Tinggi: 13 ft 10 in (4.20 m)
Luas sayap: 200 ft² (18.6 m²)
Berat kosong: 13,150 lb (5,090 kg)
Berat isi: 15,480 lb (6,830 kg)
Berat maksimum saat lepas landas:
27,500 lb (11,920 kg)
Mesin: 1 × General Electric F404-
GE-100 turbofan, 17,000 lbf (76 kN)


KINERJA

Laju maksimum: Mach 2+
Radius tempur: 300 nmi (633 mi,
1,020 km) ; for hi-lo-hi mission with
2 × 330 US gal (1,250 L) drop tanks
Jangkauan feri: 1,490 nmi (2,165
mi, 3,980 km) ; with 3 × 330 US gal
(1,250 L) drop tanks
Langit-langit batas: 55,000 ft
(16,800 m)
Laju tanjak: 52,800 ft/min (255 m/
s)
Beban sayap: 81.0 lb/ft² (395 kg/
m²)
Dorongan/berat: 1.1


PERSENJATAAN


Kanon : 2× 20 mm (0.79 in) Pontiac M39A2 cannons in the nose, 280 rounds each


Titik keras: Five external hardpoints dengan kapasitas 8,000 lb (3,600kg) of bombs, missiles, rockets and
drop tanks for extended range


Roket: 2× CRV7 rocket pods Or 2 × LAU-10 rocket pods with 4 ×Zuni 5 in (127 mm) rockets each Or
2 × Matra rocket pods with 18×SNEB 68 mm rockets each
Rudal: 2× AIM-9 Sidewinders on wingtip launch rails (similar to F-16and F/A-18) AGM-65 Maverick air-to-surface missiles on hardpoints


Bom: Various air-to-ground ordnance such as Mark 80 series of unguided iron bombs (including 3 kg and 14 kg practice bombs), CBU-24/49/52/58 cluster bomb munitions, M129 Leaflet bomb Avionik General Electric AN/APG-67

Sabtu, 28 September 2013

Mengenal Lebih Dekat KOPASKA ( Komando Pasukan Katak) TNI AL






"Kopaska tidak takut salah, tidak takut kalah, tidak takut jatuh, tidak takut mati. Takut mati, mati saja".


Pembentukan

di Indonesia, seorang perwira mempunyai gagasan untuk membentuk satuan frogmen dalam jajaran TNI AL. Kapten (Jas) Dch Iskak yang menjabat sebagai Kepala Dinas Duril, dengan dukungan dari Dinas Ranjau memberanikan diri membentuk pasukan katak (frogman unit). Direkrutlah 12 orang dan yang berhasil lulus hanya 4 orang. Kapten Iskak tidak sendirian dalam membentuk pasukan ini, di belakang beliau ada seorang penyelidik misi militer dari Belanda. Hasil dari pembentukan frogmen unit ini masih jauh dari harapan maka pada tahun 1957 ALRI mengirim seorang perwira Letnan Hidayat ke US NAVY dalam program UDT (Uderwater Demolition Team) Reserve Training Course di Amerika, dan hasilnya memuaskan. Semenjak itu TNI AL mulai membangun pondasi bagi pasukan yang di cita-citakan.

Letnan Hidayat kemudian meneruskan program frogman tersebut di tanah air dengan merekrut 50 orang dari anggota ALRI sendiri, namun belum dapat di ketahui berapa orang yang dapat lulus dari program hellweek tersebut. Dari pengalaman program frogmen yang kedua ini disadarai bahwa tenaga istruktur masih belum mampu untuk melaksanakan rekruitmen dengan baik, sehingga 2 Perwira dan 1 Bintara di kirim kembali ke AS, namun hanya 1 Perwira dan 1 Bintara saja yang berhasil menyeselesaikan kursus UDT di AS. Tahun 1958 Indonesia ibarat remaja berjerawat yang sedang mencari identitas diri, mengalami berbagai pemberontakan, salah satu jerawatnya adalah pemberontakan PRRI/PERMESTA Penumpasan ini didalamnya melibatkan operasi amfibi di Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat. Kapal-kapal perang RI mengalami kesulitan masuk ke daerah perawan ini, karena banyak rintangan laut yang tidak di ketahui dan informasi daerah operasi yang terbatas. Beruntunglah ada seorang ABK yang berkualifikasi selam scuba, maka selesailah masalah tersebut.

Konsolidasi

Sewaktu Indonesia menyiapkan diri untuk melaksanakan operasi mandala untuk membebaskan Irian Barat dari tangan Belanda. “Bisul telah meletus”, 19 Desember 1961. TRIKORA di kumandangkan oleh Presiden Soekarno, diantisipasi oleh TNI dengan menggelar Operasi Mandala, operasi ini akan melaksanakan operasi amfibi menggunakan 100 kapal perang dan mendaratkan 150.000 personel, dengan melihat begitu besarnya unsure yang dilibatkan maka kebutuhan akan Pasukan katak sangat di perlukan. Menteri/Kasal waktu itu mengistruksikan persiapan pembentukan pasukan katak. Tindakan yang pertama dilaksanakan adalah menyiapkan grup instruktur yang akan melatih 100 Bintara dan Tantama ditambah 15 Perwira dari RPKAD (kopassus) dan sukarelawan. Pelatihan instruktur ini berlangsung dari bulan Januari hingga April 1962, selain itu ALRI juga mengirim salah satu perwiranya ke Eropa guna mempelajari seluk beluk Pasukan Katak di Eropa.

Pada tanggal 31 Maret 1962 sesuai dengan Kepmen/Kasal no 5401.13 Kopaska ALRI telah di tetapkan, dengan komandan pertamanya Ltk. Op. Koesno. Kurang lebih sebulan kemudian 15 orang instruktur telah tersedia. Pada tanggal 15 Mei, seolah-olah tidak memberikan waktu untuk beristirahat kepada para instruktur baru ini Men/Kasal memerintahkan Kopaska untuk melatih cikal bakalnya frogmen ALRI ke Batujajar yang merupakan Pusat pelatihan komando RPKAD. Masih dalam tahun 1962 Indonesia menerima berbagai bantuan senjata dan pelatihan dari Uni Soviet (Rusia). Diantara peralatan selam dan demolisi, demi kepentingan ini maka 6 Instruktur dikirim ke Rusia.

Aneh tapinya, Kopaska sebagai satuan tempur telah mencetak Paska RPKAD. Rupanya keanehan ini tidak hanya di tertawakan saja oleh para senior Kopaska akan tetapi tertawanya berhenti setelah di bentuk lembaga pelatihan sendiri yang kemudian di sebut SEPASKAL (Sekolah pasukan Katak Angkatan Laut) pada bulan Januari 1963. Berbekal mencetak Paskal RPKAD dan memfaatkan hubungan professional yang telah terbina Kopaska memanfaatkan SKAD (Sekolah Komando Angkatan Darat) Batujajar sebagai pihak yang mengisi kemampuan komando hutan. Untuk problem-problem laut dan demolisi dilaksanakan dengan kerjasama erat dengan Komando jenis Kapal Selam (SETAKSEL). Betapa beratnya latihan ini, dapat digambarkan dari 50 Chantoka hanya disisakan 24 orang saja untuk ALRI.

Pengabdian


Satkopaska Armatim
Dwikora 1963, mengganggu jalannya latihan dasar para Chantoka, demi kepentingan “A” Dwikora ini para Chantoka harus di lahirkan premature. Para katak premature ini kemudian dikirim ke Riau untuk melaksanakan penugasan-penugasan yang berkaitan dengan intelejen. Pada tahun 1964-65 Pamor kopaska semakin baik, sehingga permintaan untuk tenaga pelatihan datang bertubi-tubi, diantaranya melatih para Bintara Dinas Intelejen ABRI, menyiapkan Paskowan (Pasukan Komando Sukarelawan 1) yang didalamnya juga terdapat anggota Kopaska, Paskowan-2, Cakrabirawa yang terdiri dari 1 peleton Kipam marinir dan 1 kompi Cakrabirawa.

Dalam sejarah pembetukannya Kopaska tak lepas dari keterlibatan pihak asing yang kemudian mempengaruhi Kopaska sendiri, yang pertama kali si penyelia militer Belanda, kemudian UDT AS, ditambah Letkol OP. koesno ke eropa. Tetapi memang benar bahwa Kopaska seperti yang kita lihat di pengaruhi juga oleh UDT/SEAL USN (Mobile Training Team, UDT/Sea Air and Land US Navy) pada tahun 1979, di tindak lanjuti kemudian dengan latma (latihan bersama) UDT/SEAL maupun EOD (Explosive Ordnance Disposal). Namun karena Kopaska merupakan bagian dari system senjata TNI AL maka Kopaska juga sering terlibat dalam latma TNI AL dan angkatan laut negara lain, antara lain dengan Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Australia dan lain-lain.
 

Operasi-Operasi yang melibatkan Kopaska (banyak yang tidak terekspos ke Publik)

Melaksanakan berbagai Operasi Khusus/Intelijen TNI dan TNI AL
Melaksanakan Operasi Khusus "Kikis Bajak"
Melaksanakan Operasi Khusus "Lusitania Expresso"
Unit Anti Perompak Perairan Indonesia
Buru Perompak di daerah Selat Malaka, Selat Sunda, Bangka Belitung
Buru Perompak di daerah Indonesia wilayah timur
Pengamanan VIP dan VVIP (KTT Non Blok, Bali Democracy Forum dll)
Pengamanan Blok Ambalat Ambalat - Karang Unarang
Pengamanan Objek Vital Lepas Pantai Oil Rig
Latma Malindo Malaysia & Indonesia (Latihan bersama Paskal TLDM dalam Maritime Interdiction Operation)
Latma PANDU EODEX dgn Republic of Singapore Navy Naval Diving Unit / RSN-NDU secara bergantian Singapura dan Indonesia
Latma MINEX dgn Republic of Singapore Navy
Latma SEA EAGLE dgn Republic of Singapore Navy
Latma MCMEX / DIVEX dengan Tim NAVAL EOD dari 25 negara Asia Pasifik di Asia Pasifik
Latma Flash Iron / SEALEX dengan US NAVY SEAL US Navy
Latma Balance Iron dengan US Army Airborne & Ranger US Army
Berbagai Seri Program Latihan USPACOM : Naval Engagement Activity (NEA), Subject Matter Expert Exchange (SMEE), Peace Support Initiative Operation (GPOI) dll
Berbagai Seri Latihan UN Peacekeeping Operation : Khan Quest (Mongolia), Garuda Shield (Indonesia), Cobra Gold (Thailand-USPACOM) Global Positive Operation Initiative (GPOI) USPACOM (UNMOC, UNSOC, PSOIC, Traine of Trainer/ToT), ADF Warfare Centre UNMOC & CIMIC (Australia), UNDPKO ITS ToT in Jakarta
Berbagai Misi UN : UNMO (UNOMIG/Irak, UNAMID/Darfur, UNMIS/Sudan, UNMISS/Sudan Selatan, UNMIBH/Bosnia & Herzegovina, MONUC/Kongo), UN Staff (Lebanon, Kongo), UN Contingent (Indo Mech Batt/Lebanon, Force Protection Coy/Lebanon, Eng Coy/Kongo)
Misi Satgas Merah Putih di Somalia pembebasan MV Sinar Kudus


Perekrutan

Anggota TNI AL (kecuali Korps Marinir)
Berdinas minimum 2 thn di KRI/Kapal Perang RI/lanal/lantamal/mabesal/kolinlamil/armada RI.
Lulus Kesamaptaan/kemampuan jasmani
Lulus Tes Ketahanan Air
Lulus Psikotest khusus
Lulus Kesehatan khusus bawah air
Secara sadar mengikuti tes dan pendidikan tanpa paksaan siapapun

Lama pendidikan
 
10 BULAN

SUMBER

Rabu, 18 September 2013

Mikoyan-Gurevich MiG-21











MiG-21 FISHBED (MIKOYAN-GUREVICH).png

MiG-21F Fishbed adalah pesawat tempur sergap berjarak pendek dan merupakan pesawat produksi generasi pertama dari seri MiG-21 yang populer. Prototipe dari pesawat ini, E-5 (dibaca Ye-5) terbang pertama kali pada tahun 1955 dan muncul kehadapan publik pada saat Hari penerbangan Soviet di Lapangan Udara Tushino, Moskwa pada bulan Juni 1956. Pada saat perang Vietnam, pesawat ini digunakan untuk menyerang armada pesawat Amerika Serikat, juga digunakan pada perang Arab-Israel, diantaranya Perang Enam Hari dan Perang Yom Kippur, perang India-Pakistan, krisis Yaman dan berbagai peperangan di berbagai belahan dunia ketiga, sehingga pantas dijiluki AK-47 di udara, ataupun kerikil tajam dari timur karena awalnya pihak barat khususnya Amerika Serikat menganggap remeh pesawat ini. Lebih dari 30 negara di dunia termasuk sekutu Amerika Serikat menggunakan pesawat ini. Sedikitnya terdapat 15 versi dari MiG 21 yang telah diproduksi, beberapa diproduksi di luar Uni Soviet. Kurang lebih terdapat 8000 pesawat ini telah diproduksi.

SPESIFIKASI

• Awak : Satu orang
• Panjang : 15.76 m including probe (51 ft 8 in)
• Bentang sayap : 7.15 m (23 ft 5 in)
• Tinggi : 4.12 m (13 ft 6 in)
• Wing area : 23 m² (247.5 ft²)
• Berat kosong : 5,350 kg (11,800 lb)
• Berat dengan beban : 8,726 kg (19,200 lb)
• Max takeoff weight : 9,660 kg (21,300 lb)
• Mesin : R-11 F300 afterburning turbojet, 53 kN

Performance

Maximum speed : 2230 km/h (1385 mph) (Mach 2.1)
Janbgkauan : 1160 km
Ferry range : 1800 km with three external fuel tanks ()
Service ceiling : 62,300 ft
Rate of climb : 225 m/s (23,600 ft/min but with 50 per cent fuel and two AA-2 “Atoll” missiles, the  MiG-21 can reach 58,000 feet [17,600 meters] in one minute which results in 293 m/s average at different altitudes, under favorable weather circumstances)
Wing loading : 379 kg/m² (77.8 lb/ft²)
Thrust/weight : 1.02 at max. takeoff weight, 1.13 at loaded weight with max. afterburner

Armament

MiG-21MF armed with R-3 (AA-2) air-to-air missile and UB-16 launcher for S-5 rockets.

 

 

Sabtu, 31 Agustus 2013

Doolittle Raid : Serangan Udara Pertama AU AS ke Jepang



        Doolittle Raid adalah serangan udara pertama yang dilakukan oleh Amerika Serikat yang menargetkan daratan Jepang selama Perang Dunia II.

        Serangan ini dilakukan pada tanggal 18 April 1942 dan dipandang sebagai pembalasan atas pemboman Jepang di Pearl Harbor, Hawai, lima bulan sebelumnya.

       Serangan udara ini dinamakan sesuai dengan komandan dan perancang serangan, Jenderal James Doolittle, yang pada saat itu masih berpangkat Letnan Kolonel.

       Setelah serangan kejutan di Hawai dan mulai terlibatnya Amerika Serikat ke dalam perang, James Doolittle turut membantu mempersiapkan rencana serangan udara balasan terhadap Jepang.
Sebagai seorang perintis dalam dunia penerbangan, Doolittle turut mengembangkan berbagai instrumen terbang seperti “artificial horizon”.
Rencana dasar dari serangan melibatkan peluncuran beberapa pesawat pembom dari kapal induk.
Pengujian dilakukan pada bulan Februari 1942 untuk melihat apakah mesin kembar pembom B-25B Mitchell bisa digunakan untuk menjalankan misi.
Ternyata tes berjalan lancar, sehingga rencana penyerangan dilanjutkan. Dari anggota Bomb Group ke-17 Angkatan Udara Amerika Serikat, relawan dipilih dan dilatih untuk menjalankan misi ini.
Selama masa pelatihan, beberapa modifikasi pesawat dilakukan untuk meningkatkan kapasitas bahan bakar dan memasang kamera untuk merekam pengeboman.

       Pada 2 April 1942, 16 pesawat dimuat dalam Kapal Induk USS Hornet dengan perintah rahasia.
Saat kapal induk sudah dalam perjalanan, perintah spesifik pengeboman baru diberikan ke sebagian besar kru.
       Beberapa hari kemudian, USS Hornet bertemu dengan USS Enterprise di bawah komando Laksamana Halsey dan bersama-sama berusaha menuntaskan misi.

      Perintah awal untuk Doolittle Raid menyatakan bahwa peluncuran pesawat pembom harus dilakukan 400 mil dari pantai Jepang.

Namun, iring-iringan kapal AS terdeteksi oleh kapal patroli Jepang pada jarak lebih dari 600 mil.

Menghadapi resiko kegagalan, tim penyerbu akhirnya dilepas pada saat itu juga, meski belum memasuki jarak ideal yang diperintahkan.

Lima belas dari 16 pesawat lepas landas untuk melakukan serangan, meninggalkan 1 pesawat sebagai unit cadangan.

Doolittle Raid berhasil mengakibatkan kerusakan pada beberapa sasaran, meskipun dengan tingkat keparahan tidak seperti yang mereka harapkan.

Tim Doolittle Raid berhasil menjangkau beberapa sasaran termasuk Tokyo, Kobe, Osaka, Yokohama, dan Nagoya, tapi dengan cepat segera kehabisan bahan bakar cadangan.

Tidak dapat menjangkau basis pendaratan di Cina yang telah direncanakan sebelumnya, para awak diharuskan meninggalkan pesawat, mengakibatkan 2 tewas dalam usaha pendaratan.

Meskipun telah mendapat bantuan dari Cina, 8 orang berhasil ditangkap oleh pasukan Jepang dan dipenjarakan.

Tiga dari delapan orang dieksekusi, 1 meninggal dalam penjara, dan 3 sisanya dibebaskan pada akhir perang.

Meskipun kehilangan semua pesawat beserta kematian 6 orang, rencana Doolittle dianggap sukses dalam upaya meningkatkan jarak jelajah pembom Angkatan Udara AS.

Sebuah konsekuensi strategis dari serangan ini adalah perintah Komandan Jepang, Jenderal Yamamoto, untuk menguasai kepulauan Midway dan menghancurkan kapal induk Amerika untuk menghilangkan resiko serangan bom di masa depan, walaupun Jepang belum memiliki pasukan yang benar-benar siap.

Doolittle Raid memiliki dampak yang luar biasa pada moral rakyat Amerika setelah serangan mengejutkan terhadap Pearl Harbor beberapa bulan sebelumnya.

Doolittle dianugerahi Medal of Honor untuk upaya dan keberaniannya. Anak buahnya yang selamat juga menerima berbagai penghargaan dan promosi.[]

SUMBER

Senin, 12 Agustus 2013

Drama Sejarah : Detik-detik Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


 
9 Agustus 1945 
Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, selaku Ketua dan Wakil PPKI, serta Dr. Radjiman, mantan ketua BPUPKI, menuju Saigon.
Soekarno            : "Kita mendapat undangan Jenderal Terauchi, Panglima Tentara Selatan, untuk membicarakan persiapan kemerdekaan"
Hatta                  : "Baiklah kita harus segera berangkat"
10 Agustus 1945 
 Sementara itu di Indonesia, Sutan Syahrir mendengar kabar lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada sekutu. Berita tersebut pun menyebar.
Syahrir                : "Jepang telah menyerah kepada sekutu!"
Shodanco           : "Benarkah? Artinya kita harus bersiap-siap untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia"
Jusuf Kunto       : "Dan menolak segala bentuk “hadiah” kemerdekaan dari Jepang!"
12 Agustus 1945 
Di Dalath (Saigon) Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Dr. Radjiman diterima oleh Jenderal Terauchi dalam suatu upacara sederhana.
Terauchi             : "Selamat datang di Saigon! Maaf memanggil kalian datang jauh-jauh ke tempat ini"
Soekarno            : "Kami menghargai undangan Anda. Lalu apa yang hendak Anda bicarakan pada kami mengenai kemerdekaan Indonesia?"
Terauchi             : “Pemerintah agung di Tokyo telah memutuskan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan mengenai pelaksanaan kemerdekaan terserah kepada PPKI”
Soekarno            : “Kami ingin kemerdekaan secepatnya."
Terauchi             : “Kami mengusulkan Indonesia merdeka pada tanggal 24 Agustus”
14 Agustus 1945 
Rombongan Soekarno-Hatta tiba kembali di Jakarta. Ketika Hatta tiba di rumah, Sutan Syahrir sudah menunggu di sana untuk membicarakan soal kemerdekaan.
Syahrir                : "Bagaimana hasil pertemuan di Dalat?
Hatta                  : "Jepang memutuskan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan mengenai pelaksanaan kemerdekaan terserah kepada PPKI”
Syahrir                : "Itu artinya keputusan pelaksanaan kemerdekaan ada di tangan PPKI?"
Hatta                  : “Soal kemerdekaan semata-mata di tangan kita, hanya penyelenggaraannya diserahkan kepada PPKI”
Syahrir                : “Jepang telah meminta damai kepada sekutu. Oleh karena itu, pernyataan kemerdekaan jangan dilakukan oleh PPKI, sebab Indonesia merdeka yang lahir semacam itu akan dicap oleh sekutu sebagai buatan Jepang. Sebaiknya Bung Karno sendiri yang menyatakannya sebagai pemimpin rakyat atas nama rakyat dengan pernyataan corong radio”
Hatta                  : “Saya setuju. Kemerdekaan selekas-lekasnya, tetapi saya tidak yakin bahwa Bung Karno mau mengambil langkah bertindak sendiri mengumumkan proklamasi”
Selanjutnya Hatta dan Syahrir pergi ke tempat Ir. Soekarno untuk membicarakan masalah tersebut.
Syahrir                : "Bung harus memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia secara sendiri"
Soekarno            : “Saya tidak berhak bertindak, hak itu adalah hak dan tugas Panitia Persiapan Kemerdekaan yang saya menjadi ketuanya. Alangkah janggalnya di mata orang, setelah kesempatan terbuka untuk mengucapkan Kemerdekaan Indonesia saya bertindak sendiri melewati Panitia Persiapan Kemerdekaan yang saya ketuai”
15 Agustus 1945 
Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Belanda. Sutan Syahrir mendengar kabar tersebut melalui BBC.
Soekarno-Hatta disertai Mr. Soebardjo pergi mencari informasi mengenai kekalahan Jepang ke Genseikanbu (Kantor Pemerintahan Militer), tetapi di sana tidak ada pejabat yang dapat ditemui karena mereka dipanggil ke Genshireibu (Markas Panglima Tertinggi Tentara)
Soekarno            : "Tempat ini sepi. Tidak ada orang yang dapat kita mintai informasi tentang kekalahan Jepang"
Hatta                  : "Ya, tidak ada pejabat yang dapat ditemui"
Soebardjo           : "Bagaimana kalau Bung-Bung sekalian pergi ke rumah Laksamana Muda Maeda Tadashi, Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut (Bukanfu), untuk mencari tahu tentang kebenaran kekalahan Jepang.
Atas usul Mr. Soebardjo, mereka pergi ke Jalan Imam Bonjol, rumah Maeda.
Maeda                : “Selamat atas keberhasilan pertemuan Anda sekalian di Dalat”
Soekarno            : “Terimakasih, tapi tujuan kami datang kemari bukan untuk hal itu. Kami ingin menanyakan benar-tidaknya berita yang menyiarkan bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu”
Maeda                : “Berita itu disiarkan oleh Sekutu dan saya belum memperoleh berita dari Tokyo, sebab itu saya menunggu instruksi dari Tokyo”
Soekarno            : "Betulkah? Kalau betul seperti itu kami mohon pamit. Terimakasih atas informasinya"
Sesudah meninggalkan tempat Laksamana Maeda, kedua tokoh nasionalis utama itu dapat memperoleh keyakinan bahwa Jepang sungguh-sungguh sudah menyerah.
Soekarno            : “Sepertinya benar adanya bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu.”
Hatta                  : “Kita harus mengadakan rapat PPKI secepatnya”
Soekarno            : “Mr. Soebardjo, saya menyerahi tugas kepada Anda untuk mengatur rapat PPKI besok”
Soebardjo           : “Baik. Rapat akan dilangsungkan di Kantor Dewan Sainyo Kaigi di Pejambon, besok“
Sementara itu, pada saat menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia, di Jakarta terdapat dua golongan yang berbeda dalam memandang tentang cara-cara memproklamasikan kemerdekaan yaitu Golongan Tua dan Golongan Muda. Golongan Tua diwakili oleh Soekarno-Hatta-Soebardjo dalam rencana memproklamasikan kemerdekaan memerlukan adanya rapat PPKI, sedangkan golongan Muda menghendaki untuk membebaskan diri dari PPKI yang dianggap bentukan Jepang.
Pukul 20.00 Golongan Muda mengadakan pertemuan di gedung Laboratorium Bakteriologi Jl. Pegangsaan Timur 16.
Sukarni               : "Kita tidak bisa berdiam diri seperti ini terus!"
Sayuti Melik       : "Ya, Benar! Kalau tidak, kita tidak akan bisa merdeka untuk selamanya!"
Syahrir                : "Kita harus menemui Bung Karno dan Bung Hatta untuk mendesak mereka agar mereka mau memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia!"
Pukul 22.00 Golongan Muda mendatangi Bung Karno di rumahnya di Jl. Pegangsaan Timur 56.
Sukarni               : "Kami menuntut agar malam ini juga Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia melalui corong radio!"
Soekarno            : “Tidak bisa seperti itu. Jepang sudah mengambil keputusan untuk memerdekakan Indonesia, dan esok pagi tanggal 16 Agustus PPKI akan bersidang membicarakan kemerdekaan”
Hatta                  : “Ya, kita tidak bisa mendahului Proklamasi Kemerderkaan sebelum sidang bersama PPKI. Kita harus membicarakannya besok bersama anggota PPKI lainnya"
Syahrir                : “Itu tidak perlu karena akan menggambarkan bahwa Indonesia merdeka buatan Jepang!”
Sayuti Melik       : “Sebab itu malam ini juga Bung Karno sebagai pemimpin rakyat harus memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari genggaman Jepang”
Sukarni               : “Sebelum jam 22.00 penyataan itu mesti terjadi!”
Soekarno            : “Pendapat kita tidak dapat disesuaikan”
Hatta                  : “Sebaiknya untuk pertemuan kali ini kita bubarkan saja”
Para pemuda kemudian mengadakan pertemuan di Jl. Cikini 71, merundingkan langkah-langkah selanjutnya.
Sukarni               : "Sepertinya Bung Karno dan Bung Hatta mulai teracuni oleh Jepang"
Shodanco           : "Ya, mereka tidak berani mengambil keputusan sendiri dan segala hal menyangkut kemerdekaan harus melewati PPKI. Sedangkan PPKI sendiri adalah badan buatan Jepang!"
Sayuti Melik       : "Mereka adalah tokoh yang penting bagi kita. Tanpa mereka, Proklamasi kemerdekaan tidak akan terjadi!"
Shodanco                       : "Kita harus melakukan sesuatu agar Bung Karno dang Bung Hatta tidak semakin teracuni oleh Jepang"
Syahrir                : "Bawa Bung Karno dan Bung Hatta menyingkir ke luar kota di daerah tempat rakyta dan tentara (PETA) siap untuk menghadapi segala kemungkinan yang timbul jika proklamasi sudah dinyatakan"
Sukarni               : "Baik. Subuh ini, rencana akan kita jalankan"
16 Agustus 1945 
Kira-kira pukul 04.00, Para pemuda-pemuda menjemput Bung Karno dan Bung Hatta. Selanjutnya berangkatlah rombongan Bung Karno dan Bung Hatta disertai Ibu Fatmawati dibawa menuju Rengasdengklok.
Soekarno            : "Ada apa pemuda-pemuda datang kerumah saya subuh ini?"
Shodanco           : "Maaf Bung, Bung beserta isteri harus ikut dengan kami"
Soekarno            : "Akan pergi kemana?"
Subeno               : "Bung tak perlu tau. Mau atau tidak Bung harus ikut dengan kami. Kami akan memaksa Bung baik dengan kekerasan sekalipun"
Peristiwa dibawanya Soekarno-Hatta tersebut disampaikan Sudiro kepada Mr. Soebardjo.
Sudiro                : "Soekarno dan Hatta tidak berada di kota. Sepertinya mereka diculik!"
Soebardjo           : "Apa?! Benarkah begitu? Dimana mereka sekarang!"
Sudiro                : "Maaf, tapi saya tidak tahu. Sepertinya yang melakukan semua ini adalah para pemuda bawah tanah"
Soebardjo           : "Pemuda bawah tanah? Wikana! Ia pasti tau dimana Soekarno dan Hatta berada sekarang"
Sementara itu Soebardjo juga menghubungi Maeda untuk memperoleh dukungan dalam usaha pencarian Soekarno-Hatta.
Soebardjo           : "Saya mendapat kabar bahwa Soekarno dan Hatta diculik"
Maeda                : "Apa?! Bagaimana bisa? Siapa penculiknya? Apa anda tahu dimana mereka berada sekarang?"
Soebardjo           : "Tidak. Saya tidak tahu pasti siapa yang menyembunyikan mereka dan keberadaan mereka sekarang, tetapi saya meminta bantuan kepada anda jika mereka di sembunyikan oleh Angkatan Darat Jepang, maka tolong bebaskanlah mereka"
Maeda                : "Itu pasti akan saya lakukan"
Soebardjo           : "Saya meminta dukungan anda dalam usaha pencarian Soekarno-Hatta"
Maeda                : "Saya berjanji akan berusaha mencari sendiri dengan segala daya dimana Soekarno-Hatta berada"
Sementara itu di Rengasdengklok, saat Soekarno menemani isterinya Fatmawati menyulam bendera merah-putih, Ia diajak keluar untuk berbicara dengan Shodanco Singgih.
Shodanco           : "Mengapa Bung tak mau memproklamasikan Indonesia lebih cepat? Mengapa harus menunggu keputusan dari Jepang lebih dahulu?"
Soekarno            : "Bukan saya tak mau. Saya hanya tidak ingin semua terburu-buru. Memproklamasikan kemerdekaan tanpa persiapan akan menyebabkan pertumpahan darah lagi di Indonesia"
Shodanco           : "Tapi jika keadaannya sudah seperti ini bagaimana, Bung?"
Soekarno            : "Kalau memang semua sudah siap dan kita rencanakan. Saya bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia saat saya sekembali ke Jakarta"
Shodanco           : "Artinya Bung akan langsung mempersiapkan segala proklamasi kemerdekaan jika Bung kembali ke Jakarta?"
Soekarno            : "Ya, karena semua butuh persiapan"
Shodanco Singgih langsung mengabari hal ini pada pemuda bawah tanah. Pada siang hari Soebardjo bertemu dengan Wikana di kantornya. Awalnya Wikana tetap merahasiakan tempat Soekarno-Hatta disembunyikan, tetapi setelah Jusuf Kunto yang diutus untuk mengabari bahwa Soekarno bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia jika ia kembali ke Jakarta datang, akhirnya Wikana bersama-sama dengan Jusuf Kunto memberitahu Soebardjo bahwa kedua pemimpin itu diamankan diluar kota.
Soebardjo           : "Tolong anda beritahu dimana Bung Karno dan Bung Hatta sekarang"
Wikana               : "Saya tidak tahu dimana mereka"
Soebardjo           : "Tak mungkin anda tak tahu"
Jusuf Kunto       : "Ada apa ini?"
Soebardjo           : "Tolong beritahu saya dimana Bung Karno dan Bung Hatta sekarang"
Jusuf Kunto       : "Anda tak perlu khawatir, Bung Karno dan Bung Hatta aman bersama kami. Bung Karno berkata ia akan memproklamasikan Indonesia jika ia kembali ke Jakarta."
Wikana               : "Kami sengaja mengasingkan mereka ke luar kota agar mereka terhindar dari penangkapan Angkatan Darat Jepang"
Soebardjo           : "Kalian juga tak perlu khawatir mengenai keselamatan Bung Karno dan Bung Hatta jika mereka kembali, karena saya percaya dapat mengandalkan dukungan Angkatan Laut andaikata mereka menemui kesulitan dari Angkatan Darat Jepang.
Wikana               : "Baiklah kalau memang begitu adanya. Kami sedikit merasa tenang"
Soebardjo           : "Jadi maukah Anda sekalian memberitahu saya dimana Soekarno-Hatta berada? Saya ingin menjemput mereka"
Wikana               : "Baiklah, Jusuf Kunto yang akan mengantar anda ke tempat Soekarno-Hatta berada sekarang"
Pukul 16.00 Soebardjo akan berangkat ke arah timur dengan ditemani Sudiro dan diantar Jusuf Kunto.
Pukul 18.00 Akhirnya mereka sampai di Asrama PETA Rengasdengklok. Soebardjo bertemu dengan Sukarni dan selanjutnya dihadapkan pada seorang Mayor PETA, Subeno.
Subeno               : "Apa maksud kedatangan Anda kemari?"
Soebardjo           : "Maksud kedatangan saya kemari adalah untuk menjemput Bung Karno dan Bung Hatta kembali ke Jakarta untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan"
Subeno               : "Apa jaminannya bahwa proklamasi kemerdekaan akan lebih cepat?"
Soebardjo           : "Proklamasi kemerdekaan paling lambat esoknya tengah hari. Apabila saya gagal, maka saya siap ditembak mati"
Subeno               : "Baiklah anda saya izinkan untuk bertemu mereka"
Soebardjo akhirnya dapat bertemu dengan Soekarno dan Hatta.
Soebardjo           : "Anda berdua harus segera kembali ke Jakarta. Dan anda harus bertemu dengan Laksamana Maeda"
Pukul 21.00 Rombongan sampai di Jakarta. Atas usul Soebardjo, Soekarno menelpon Maeda untuk meminjam rumahnya sebagai tempat rapat.
Soekarno            : "Terimakasih telah mengizinkan kami meminjam rumah anda untuk mengadakan rapat"
Maeda                : "Itu kewajiban saya yang mencintai Indonesia Merdeka"
21.30 Soekarno-Hatta berangkat ke rumah Mayor Jenderal Nishimura (Kepala Departemen Urusan Umum/Somubucho) disertai Maeda.
Soekarno            : "Kami ingin meneruskan rapat pagi tadi yang sempat tidak terlaksana mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia"
Nishimura           : "Sekarang sudah lain keadaannya. Mulai pukul satu siang tadi kami tidak boleh lagi mengubah status quo. Pimpinan tentara Jepang sangat sedih bahwa apa yang dijanjikan terhadapn Indonesia Merdeka tidak dapat kami tolong menyelenggarakannya. Dari mulai tengah hari tadi tentara Jepang di Jawa tidak mempunyai kebebasan bergerak lagi. Ia semata-mata alat Sekutu dan harus menurut perintah Sekutu"
Soekarno            : "Pemerintah Tokyo sudah mengakui kemerdekaan Indonesia melalui perantaraan Jenderal Terauchi dan pelaksanaannya diserahkan kepada PPKI yang pada pukul 24.00 nanti akan memulai rapat di rumah Laksamana Maeda"
Nishimura           : "Apabila rapat itu berlangsung tadi pagi akan dibantu. Tetapi setelah tengah hari kami harus tunduk kepada pemerintah Sekutu dan tiap-tiap perubahan status quo tidak diperbolehkan. Jadi sekarang rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia terpaksa kami larang"
Perundingan dengan Nishimura menemui jalan buntu, akhirnya Soekarno-Hatta kembali kerumah Maeda dan memulai rapat PPKI. Rapat PPKI pun dimulai dan menghasilkan naskah Proklamasi.
Soekarno            : “Saya serta Bung Hatta dan Mr. Soebardjo mohon undur diri untuk menyusun naskah Proklamasi”
Soebardjo           : “Mohon untuk Sukarni dan Sayuti ikut dengan kami”
Sayuti Melik       : “Baik”
Diruangan tersebut, Soekarno-Hatta-Soebardjo menyusun naskah Proklamasi. Setelah selesai, Sayuti Melik yang mengetiknya. Selesai di ketik, hasil naskah Proklamasi dibacakan di hadapan para peserta rapat lainnya untuk disetujui. Namun, timbul masalah tentang siapa yang akan menandatangani naskah tersebut.
Syahrir                : “Siapa yang akan menandatangani naskah tersebut?”
Wikana               : “Bagaimana jika anda saja karena anda adalah pemimpin pemuda-pemuda Indonesia. Tanpa kegigihan anda dalam mendesak para golongan tua, mungkin hari ini tidak akan ada”
Syahrir                : “Saya tidak pantas untuk menandatanganinya”
Sukarni               : “Bagaimana jika Bung Karno dan Bung Hatta saja yang menandatangani atas nama Bangsa Indonesia?”
Shodanco           : “Usul yang bagus. Saya setuju. Apa semua setuju?”
Peserta Rapat     : “Ya, kami semua setuju”
Akhirnya naskah Proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama Bangsa Indonesia.

17 Agustus 1945  
Pukul 10.00 Bung Karno didampingi Bung Hatta membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di halaman rumah kediaman Bung Karno dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia.

MERDEKA!!!