Jagdtiger nomor 305004 di Bovington Tank Museum (Inggris)
Jagdtiger
(“Harimau Pemburu”) adalah nama umum untuk satu jenis penghancur tank
Jerman (dalam bahasa Jermannya: Jagdpanzer) masa Perang Dunia II. Nama
resminya sendiri adalah Panzerjäger Tiger Ausf. B. sementara penunjukan
inventaris perlengkapan perangnya adalah Sd.Kfz. 186. Jagdtiger
digunakan dalam jumlah kecil dari akhir tahun 1944 sampai dengan
berakhirnya peperangan, baik di Front Timur maupun Front Barat.
Wikipedia mencatat bahwa dia merupakan kendaraan lapis baja terberat
yang pernah digunakan dalam Perang Dunia II! Karena beratnya yang luar
biasa itulah maka Jagdtiger secara konstan dihantui oleh masalah mekanis
yang tak henti-hentinya.
Dengan kesuksesan StuG III yang berperan sebagai kendaraan penghancur tank (tank destroyer) utama milik Jerman, para pimpinan Wehrmacht
memutuskan untuk menggunakan sasis dari kendaraan lapis baja yang sudah
ada sebagai dasar dari artileri bergeraknya. Secara umum, kendaraan
penghancur tank Jerman tidak dilengkapi dengan turet (menara meriam) dan
memilih untuk menggunakan “badannya” sebagai tempat diletakkannya
meriam. Sebagai hasilnya, kendaraan jenis ini mampu menampung meriam
dengan kaliber lebih besar dibandingkan dengan kendaraan lapis baja
dengan sasis yang sama tapi dilengkapi dengan turet. Ketiadaan turet
juga mengurangi biaya produksi dan waktu pembuatannya, karena lebih
sedikit komponen yang harus dibuat.
Pada
awal tahun 1942, Staff Jenderal Angkatan Darat membuat sebuah
permintaan kepada para produsen kendaraan perang Jerman untuk dapat
membuat sebuah kendaraan tempur yang mampu menampung meriam kaliber 128
mm di sebuah sasis artileri bergerak lapis baja. Tanggal 18 Mei 1942
Adolf Hitler memerintahkan agar meriam 128 mm ini nantinya berperan
sebagai sebuah penghancur tank dan bukannya pendukung infanteri. Uji
penembakan meriam 128 mm menunjukkan persentase tinggi ketepatan
menghancurkan sasaran, sementara kaliber meriam yang lebih kecil semacam
88 mm dan 105 mm juga ikut diujicobakan.
Pada
awal tahun 1943 dihasilkan keputusan untuk memasangkan meriam 128 mm ke
sasis Panther atau Tiger I sebagai senjata serang berat. Kemudian
diketahui bahwa sasis Panther mempunyai performa yang kurang memuaskan
setelah dilakukan percobaan dengan menggunakan tank prototipe berbahan
kayu. Pada tanggal 20 Oktober 1943 tank prototipe kayu lainnya dibuat,
dan kali ini menggunakan sasis Tiger II. Prototipe ini dipersembahkan
kepada Hitler di Prusia Timur. Dua prototipe berhasil diproduksi: satu
versi dengan sistem suspensi Porsche beroda delapan (nomor 305001) dan
satu versi lain dengan sistem suspensi Henschel beroda sembilan (nomor
305002). Kedua prototipe yang menggunakan sasis Tiger II ini berhasil
diselesaikan bulan Februari 1944. Pertamanya mau dinamakan sebagai
Jagdpanzer VI, tapi kemudian bernama Jagdtiger dengan nomor perlengkapan
perang khusus Sd.Kfz. 186.
Jagdtiger
sendiri merupakan tambahan logis dari rancangan Jagdpanzer yang
didasarkan atas desain tanknya, seperti Jagdpanther yang dibuat dari
tank Panther. Jagdtiger menggunakan sebuah superstructure
lapis baja yang diletakkan di atas sasis Tiger II yang diperpanjang.
Kendaraan yang dihasilkan mempunyai penampilan yang membuat gentar
siapapun yang melihatnya: dilapisi lapisan baja super tebal dengan
meriam kaliber 128 mm PaK 44 L/55 yang mampu menghancurkan SEMUA jenis
tank yang kelayapan saat itu, bahkan dari jarak yang sangat jauh (3,5 km
atau 2,2 mil)! Lapisan bajanya saja mempunyai tebal 250 mm (9,8 inci)
di bagian depan dan 150 mm (5,9 inci) di bagian belakang. Senjata
utamanya mempunyai putaran yang terbatas (10 derajat saja), sehingga
bila meriamnya mau diarahkan keluar jarak jangkaunya maka seluruh
kendaraan harus ikut diputarkan pula.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, karena beratnya yang luar biasa (71,7 ton) dan mesinnya yang under-powered,
maka Jagdtiger kerap kali menderita masalah mekanis dan teknis. Begitu
seriusnya masalah ini, sehingga dalam sejarahnya lebih banyak Jagdtiger
yang out of order karena masalah mesin atau kehabisan bensin dibandingkan dengan dihancurkan oleh musuh!
150
buah Jagdtiger dipesan, tapi hanya setengahnya yang berhasil dibuat. 11
di antaranya, dengan nomor seri 305001 dan 305003 sampai dengan 305012,
diproduksi dengan menggunakan sistem suspensi Porsche (8 roda
berantai), sementara sisanya menggunakan sistem suspensi Henschel (9
roda berantai).
Jumlah
produksi bervariasi, yang tergantung dari sumber dan faktor-faktor
lainnya seperti apakah prototipe turut disertakan dan apakah kendaraan
yang dibuat setelah VE Day juga
diikutkan. Jumlah total dari bulan Juli 1944 sampai dengan Mei 1945
adalah 77 sampai dengan 88 buah. 48 buah dari bulan Juli 1944 sampai
dengan Desember 1944; 36 dari Januari sampai dengan April 1945, dengan
nomor seri 305001 sampai 305088 (termasuk juga contoh dari bulan Mei
1945, juga prototipe pra-produksi serta sasis yang belum lengkap
dikerjakan).
Beberapa
sumber menyebutkan bahwa tidak ada lagi kendaraan jenis ini yang
diproduksi setelah bulan Februari 1945. Beberapa Jagdtiger model akhir
mempunyai peralatan yang kurang lengkap sehingga tak bisa digunakan
untuk beroperasi, atau tak bisa disertakan dalam satu kesatuan.
Kronologis jumlah produksi berdasarkan nomor seri:
Februari 1944: 2 buah (305001–305002)
Juli 1944: 3 buah (305003–305005)
Agustus 1944: 3 buah (305006–305008)
September 1944: 8 buah (305009–305016)
October 1944: 9 buah (305017–305025)
November 1944: 6 buah (305026–305031)
Desember 1944: 20 buah (305032–305051)
Januari 1945: 10 buah (305052–305061)
Februari 1945: 13 buah (305062–305074)
Maret 1945: 3 buah (305075–305077)
April 1945: 7 buah (305078–305084)
Mei 1945: 4 buah (305085–305088)
Setelah
nomor seri 305011 (September 1944), tak lagi ada tambahan perangkat
anti-magnet Zimmerit yang dipasangkan oleh pabrik pembuatnya.
Hanya dua batalyon anti-tank berat (schwere Panzerjäger-Abteilung),
nomor 512 dan 653, yang dilengkapi oleh Jagdtiger, dengan kendaraan
pertama tiba di unitnya bulan September 1944. Sekitar 20% di antaranya
tumbang dalam pertempuran; kebanyakan dihancurkan sendiri oleh awaknya
sebelum ditinggalkan karena masalah mesin dan kekurangan bahan-bakar di
akhir-akhir peperangan!
Meriamnya
menggunakan dua loader amunisi terpisah. Ini berarti dua orang awak
bertugas untuk mengisikan proyektil dan bungkus pendorong rudalnya,
masing-masing secara terpisah. Ini berakibat pada lambatnya kecepatan
tembakan dari satu “beledug” ke “beledug” lainnya. Asap mesiu yang
timbul setelah peluru ditembakkan seringkali begitu banyaknya sehingga
kadang membuat musuh mengetahui posisi si Jagdtiger (belum lagi membuat
“buta” para awak dalam sementara waktu!).
Jago Tiger ternama Otto Carius menjadi komandan kompi kedua dari tiga kompi Jagdtiger di Panzerjägerabteilung 512. Buku memoarnya, Tigers in Mud,
menyediakan kisah tempur langka dari 10 buah Jagdtiger yang berada di
bawah komandonya. Dia mengklaim bahwa potensi Jagdtiger tidak pernah
bisa difungsikan secara maksimal dikarenakan beberapa faktor: salah satu
di antaranya adalah supremasi udara yang kentara dari pihak Sekutu
sehingga membuat mereka sulit untuk bergerak, terutama di siang hari.
Belum lagi meriam raksasanya yang harus selalu dikalibrasi ulang dari
getaran setiap habis melakukan perjalanan, meskipun hanya dalam jarak
pendek (catatan: masalah khusus ini terutama menimpa Jagdtiger dengan
sistem suspensi Porsche yang terbukti tidak cocok bila digunakan
melintasi jalanan yang buruk atau bergelombang. Getaran yang tercipta
membuat si meriam tergeser dari kalibrasi asalnya. Untuk tipe yang
memakai sistem suspensi Henschel sendiri, masalah ini tidak terjadi).
Kendala lainnya: kendaraan raksasa ini lambat, dan transmisi serta
beberapa bagian mesinnya begitu mudah rusak diakibatkan oleh beratnya
yang 72 ton dan juga keharusan seluruh kendaraan berputar tiap kali
meriamnya dirotasi. Selain itu, meriamnya harus dikunci pada posisinya
demi mencegah kubah penyimpanannya tidak mempengaruhi keakuratan
tembakan. Tapi selain dari kekurangan yang disebutkan di atas, satu
kelebihan dari Jagdtiger yang begitu kentara: satu tembakan meriam 128
mm-nya mampu melepaskan peluru yang mampu menembus tembok sebuah rumah
dan menghancurkan tank yang berada di baliknya!
Kurangnya
latihan para awak dan moral yang menurun adalah masalah terbesar bagi
Jagdtiger-Jagdtiger di bawah komando Carius. Di Kantong Ruhr, dua
komandan Jagdtiger urung menyerang sebuah konvoy Amerika dalam jarak
sekitar 1,5 km (1 mil) di siang hari karena takut mendapat serangan
udara, meskipun Jagdtiger mereka berada dalam posisi yang tersembunyi!
Tidak hanya itu, kedua kendaraan tersebut kemudian mogok ketika berusaha
mundur dengan cepat karena takut diserang dari atas, dan satu Jagdtiger
kemudian dihancurkan oleh awaknya sendiri. Untuk mencegah kejadian ini
terulang, di Siegen Carius membuat posisi bertahan di dataran tinggi.
Sebuah konvoy lapis baja Amerika yang mendekat kemudian terhindar dari
sergapan setelah beberapa warga sipil Jerman memberikan peringatan
kepada mereka (dasar pengkhianat!). tak lama kemudian, salah satu
kendaraan terperosok ke sebuah lubang bekas bom dan tidak berfungsi,
sementara satu lagi hancur akibat tembakan panzerfaust yang dilepaskan
oleh kelompok Volkssturm yang belum pernah melihat Jagdtiger sebelumnya
dan menyangka itu adalah kendaraan musuh!
Di
dekat Unna, satu Jagdtiger naik ke atas bukit untuk menyerang lima tank
Amerika yang berjarak 600 meter di bawahnya. Demi melihat kendaraan raksasa
Jerman ini, dua tank kemudian mampret sementara tiga lainnya membuka
tembakan. Beberapa tembakan mengenai Jagdtiger, tapi lapisan bajanya
yang super tebal di bagian depan (250 mm) membuat peluru-peluru itu
hanya memantul saja layaknya bola pingpong! Sayangnya, si komandan
Jerman yang kurang berpengalaman kehilangan nyalinya dan memutar balik
(bukannya menekan gigi mundur). Ini tentu saja membuat lapisan baja
bagian belakang yang lebih tipis terekspos, sehingga berakibat salah
satu tembakan mampu mempenetrasi dan membunuh keenam awaknya. Carius
lalu menekankan bahwa sebagus apapun mesin perang yang ada, dan setebal
apapun lapisan bajanya, semua ini akan sia-sia belaka manakala si
awaknya sendiri tak mendapat cukup latihan dan moral bertempurnya begitu
rendah.
Ketika
tak mampu lolos dari Kantong Ruhr, Carius memerintahkan meriam-meriam
dari Jagdtiger yang masih tersisa untuk dihancurkan dan kemudian mereka
menyerahkan diri ke pihak Amerika. Jadinya, 10 buah Jagdtiger dari 2.Kompanie/Panzerjägerabteilung 512
menghancurkan satu tank Amerika untuk satu Jagdtiger yang hancur dalam
pertempuran, satu lagi hancur akibat tembakan dari teman sendiri,
sementara delapan lainnya rusak atau dihancurkan oleh awaknya untuk
mencegah jatuh ke tangan musuh!
Tanggal
17 Januari 1945 dua buah Jagdtiger dari Korps XIV ditugaskan untuk
menghancurkan sebuah bunker demi mendukung serangan infanteri di dekat
Auenheim. Tanggal 18 Januari keesokan harinya mereka menembak empat buah
bunker terlindung dari jarak 1.000 meter. Kubah lapis baja dari satu
bunker terbakar setelah dua tembakan. Sebuah Sherman yang nekad mendekat
dalam serangan balik pihak Amerika dihancurkan dengan mudahnya. Amunisi
yang terpakai di satu hari itu termasuk 10 peluru penghancur dan 10
peluru anti-tank, dengan tidak ada satupun Jagdtiger yang hancur.
Di bulan April 1945, schwere Panzerjägerabteilung 512 menjalani pertempuran yang berat, terutama tanggal 9 April dimana 1.Kompanie
melakukan penyergapan terhadap sebuah konvoy Sekutu dari sebuah posisi
terlindung. Mereka berhasil menghancurkan 11 tank dan lebih dari 30
kendaraan lain, dengan beberapa tank musuh dimusnahkan dari jarak 4
kilometer jauhnya! Unit tempur ini hanya kehilangan satu Jagdtiger yang
menjadi korban serangan udara pesawat-pesawat P-47 Sekutu yang menyusul
kemudian. Selama beberapa hari selanjutnya 1.Kompanie mampu
menghancurkan 5 tank Sherman lagi sebelum menyerahkan diri di Iserlohn.
Sementara itu, 2.Kompanie
memutuskan untuk tetap bertempur, dengan hasil yang kurang memuaskan.
Tanggal 15 April 1945, unit ini akhirnya menyerah di Schillerplatz di
Iserlohn tanpa perlawanan.
Tiga buah Jagdtiger berhasil selamat sampai akhir peperangan dan kini tersimpan di musium. Mereka adalah:
- Jagdtiger dengan nomor seri 305004
Jagdtiger ini dipajang di Bovington Tank Museum, Inggris. Dia merupakan salah satu dari delapan buah varian suspensi Porsche, dan dirampas oleh tentara Inggris bulan April 1945 di dekat Sennelager, Jerman. Kendaraan ini sendiri asalnya digunakan sebagai bahan percobaan. Set roda ketiga di bagian kirinya hilang, sementara Zimmerit dipasang dengan tinggi 2 meter di sasisnya dan Balkenkreuz dicat di bagian tengah. 18 buah ring gigi jentera pada awalnya ditemukan di kendaraan ini. - Jagdtiger dengan nomor seri 305020
Jagdtiger ini dipajang di United States Army Ordnance Museum di Aberdeen, Maryland, Amerika Serikat. Dia diproduksi pada bulan Oktober 1944 dan menjadi bagian dari schwere Panzerjägerabteilung 653 dengan nomor kendaraan 331. Kendaraan ini dirampas di dekat Neustadt an der Weinstraße, Jerman, bulan Maret 1945. Sisa-sisa kerusakan masih bisa dilihat di bagian mantlet senjata, lapisan glacis, dan baja hidung bagian bawah. Dia menggunakan 9 ring gigi jentera, yang digunakan bersama dengan trek berkelanjutan model “sepatu kontak” dan “link penghubung” yang biasa dipakai di Tiger II Königstiger. - Jagdtiger dengan nomor seri 305083
Jagdtiger ini dipajang di Musium Tank di dekat Moskow, dan merupakan varian Henschel. Dia berhasil didapat pasukan Soviet saat sebuah Kampfgruppe dari schwere Panzerjägerabteilung 653 yang dilengkapi dengan 4 Jagdtiger menyerahkan diri di Amstetten, Austria, tanggal 5 Mei 1945. Jagdtiger satu ini didapat dengan kondisi “tak tercela” lengkap dengan lapisan pelindung tambahan di bagian pinggir dan 9 ring gigi jentera. 12 buah kaitan di kiri dan kanan digunakan untuk membawa enam pasang rantai tank. Dia tidak dilapisi oleh Zimmerit, dan dipajang di musium tanpa dengan kelengkapannya, hanya sebuah senapan mesin MG-42 yang dipasang di dek mesin belakang.
Di
luar dari 11 buah kendaraan bersuspensi Porsche model awal,
satu-satunya varian lain yang dikembangkan adalah Sd.Kfz. 185.
perbedaannya terletak pada senjata utama, dimana Sd.Kfz. 185 menggunakan
meriam kaliber 88 mm PaK 43 dan bukannya 128 mm PaK 44. ini diakibatkan
oleh kurangnya pasokan meriam yang disebutkan terakhir. Terdapat
indikasi bahwa 12 buah kendaraan jenis ini berhasil diproduksi, meskipun
tidak lengkap penyelesaiannya karena kurangnya perhatian sehingga tidak
pernah masuk ke dalam masa tugas.
Dalam film Inggris They Were Not Divided,
sebuah Jagdtiger ikut diperlihatkan. Film ini menonjol karena
penggunaan secara besar-besaran kendaraan-kendaraan lapis baja Jerman
asli bekas perang.
Spesifikasi:
Nama resmi: Panzerjäger Tiger Ausf. B
Tipe: penghancur tank
Produsen: Nibelungenwerk
(Steyr-Daimler-Puch)
Jumlah total yang dibuat: 88 buah
Berat: 71,7 ton (158.000 lb) (suspensi Henschel)
Lebar: 3,6 m (11 ft 10 in)
Tinggi: 2,8 m (9 ft 2 in)
Jumlah awak: 6 orang
Lapisan baja: 250 mm (9,84 in)
Senjata utama: 1 × 12.8 cm PaK 44 L/55
Senjata tambahan: 1 × 7.92 mm Maschinengewehr 34
Mesin: V-12 Maybach HL 230 P30 700 PS (690 hp, 515 kW)
Tenaga/berat: 9,76 PS/ton
Suspensi: Torsion bar operational
Jarak jangkau: 120 km (75 mil)
Sumber :
www.bestgamewallpapers.com
www.en.wikipedia.org
http://alifrafikkhan.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Gunakanlah kolom komentar untuk berkomentar dengan bijak