Pertempuran Stalingrad
Pertempuran Stalingrad, yang terjadi pada 21 Agustus 1942 hingga 2
Februari 1943, merupakan pertempuran sengit antara Jerman dan sekutunya
melawan Uni Soviet, memperebutkan kota Stalingrad (yang sekarang bernama
Volgograd), dalam Perang Dunia II. Pertempuran ini dianggap sebagai
titik balik Perang Dunia II, dan sebagai pertempuran paling berdarah
sepanjang sejarah, dimana 1,5 juta orang lebih terbunuh dari kedua
pihak.Pertempuran Stalingrad, yang terjadi pada 21 Agustus 1942 hingga 2
Februari 1943, merupakan pertempuran sengit antara Jerman dan sekutunya
melawan Uni Soviet, memperebutkan kota Stalingrad (yang sekarang
bernama Volgograd), dalam Perang Dunia II. Pertempuran ini dianggap
sebagai titik balik Perang Dunia II, dan sebagai pertempuran paling
berdarah sepanjang sejarah, dimana 1,5 juta orang lebih terbunuh dari
kedua pihak. Kedua pihak bertempur dengan brutal dan tidak memperdulikan
korban warga sipil. Pertempuran ini terdiri dari beberapa fase, yaitu
pengepungan Jerman terhadap Stalingrad, pertempuran dalam kota, serangan
balik Soviet, serta pengepungan serta penghancuran kekuatan-kekuatan
Poros di sekitar Stalingrad, yang ditulangpunggungi Tentara Keenam
Jerman.Pada bulan Juni 1942, Tentara Jerman (Wehrmacht) melancarkan
kampanye musim panas kedua mereka terhadap Uni Soviet, yang disebut
Operation Blau (Operasi Biru). Sebelumnya dalam operasi Barbarossa
Wehrmacht dihalau di pintu gerbang Moskow pada musim dingin 1941-1942.
Operasi Biru diarahkan ke Rusia selatan dengan tujuan merebut ladang
minyak di Baku, Azerbaijan, dan membuka jalan untuk menguasai
ladang-ladang minyak di Timur Tengah. Pasukan penyerbu Jerman dibagi dua
kekuatan, Grup Tentara A menyerbu Kaukasus dan Grup Tentara B menuju
sungai Volga dan kota Stalingrad.
Pentingnya Stalingrad
Pada
mulanya, Tentara Merah Soviet memilih untuk bergerak mundur guna membuat
jalur logistik pasukan Jerman keteteran dengan memanfaatkan luasnya
wilayah Uni Soviet. Akan tetapi kemudian Stalin memerintahkan pasukannya
untuk bertahan di Stalingrad, yang secara harfiah berarti "kota
Stalin". Selain karena menyandang nama Stalin, kota Stalingrad juga
penting karena merupakan kota industri terbesar di tepi sungai Volga
(jalur transportasi penting ke Laut Kaspia). Jatuhnya Stalingrad ke
tangan Jerman akan memudahkan gerak maju pasukan Jerman menuju Kaukasus,
yang memiliki cadangan minyak besar, yang amat dibutuhkan oleh Jerman.
Jalannya pertempuran
Menurut
perkiraan, sekitar empat puluh ribu tentara dari kedua belah pihak
terbunuh dalam setiap harinya. Fuhrer Adolf Hitler memerintahkan
pasukannya agar dalam kondisi apapun, kota Stalingrad harus direbut.
Akibatnya pasukan Jerman bertempur mati-matian untuk merebut kota
tersebut. Namun, rakyat dan tentara di kota Stalingrad juga melakukan
perlawanan yang sangat kuat sehingga pasukan Nazi dapat dihadang.
Sementara
pasukannya terjebak dalam perang mati-matian di Stalingrad, Komando
Tertinggi Jerman tidak menyadari bahwa Stalin telah mengumpulkan bala
bantuan untuk menghancurkan pasukan Jerman dalam suatu kampanye musin
dingin. Serangan balasan Uni Soviet dilancarkan pada bulan November 1942
ketika salju mulai turun. Serangan tersebut dengan cepat menggulung
pasukan Italia, Rumania, dan Hungaria yang melindungi garis belakang
Angkatan Darat ke-6 Jerman. Akibatnya, pasukan Jerman yang beroperasi di
Stalingrad terkepung.
Sebenarnya, Jerman memiliki kesempatan untuk
menarik mundur pasukannya sebelum Tentara Merah menyelesaikan
kepungannya. Akan tetapi, Hitler bersikeras agar pasukannya tetap
bertahan di Stalingrad dan memerintahkan Luftwaffe (Angkatan Udara
Jerman) untuk mengirimkan perbekalan bagi mereka. Akan tetapi, musim
dingin yang ganas menghalangi usaha tersebut sehingga bantuan yang
dikirimkan tidak cukup untuk memberi makan 330.000 prajurit Jerman dan
sekutunya yang berada di Stalingrad.
Suatu usaha lain untuk
membebaskan pasukan Jerman yang terkepung dilakukan dengan mengirimkan
Tentara Grup Don pimpinan Marsekal Erich von Manstein, salah seorang
ahli strategi Jerman yang cemerlang. Akan tetapi, serangan tersebut
berhasil dihentikan oleh bala bantuan Soviet yang masih segar di
Kotelnikovo. Akhirnya, ketika dihadapkan pada kemungkinan terkepung, von
Manstein menarik mundur pasukannya dan meninggalkan rekan-rekannya di
Stalingrad menunggu nasib.
Pada tanggal 30 Januari 1943, Tentara
Merah dibawah pimpinan Marsekal Georgy Zhukov melancarkan serangan umum
ke Stalingrad dan dengan cepat menggulung pasukan Poros yang sudah
kelelahan dan menderita kelaparan dan penyakit. Dua hari kemudian,
Marsekal Friedrich von Paulus dan 90.000 prajuritnya yang tersisa
menyerah.
Para sejarawan menilai, kekalahan Jerman di Stalingrad
merupakan awal dari kejatuhan Nazi. Hingga kini pertempuran ini dianggap
sebagai pertempuran terbesar dan paling berdarah dalam sejarah manusia.
Jumlah korban jiwa diperkirakan mencapai 3 juta jiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Gunakanlah kolom komentar untuk berkomentar dengan bijak